ZAHIRA, FAIRUZ (2024) PEMBERIAN DOSIS PUPUK KOTORAN KAMBING DAN KONSENTRASI POC URINE KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
![[img]](https://eprints.untirta.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (SKRIPSI)
FAIRUZ ZAHIRA_4442190058_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text (SKRIPSI)
FAIRUZ ZAHIRA_4442190058_01.pdf Restricted to Registered users only Download (915kB) |
|
Text (SKRIPSI)
FAIRUZ ZAHIRA_4442190058_02.pdf Restricted to Registered users only Download (116kB) |
|
Text (SKRIPSI)
FAIRUZ ZAHIRA_4442190058_03.pdf Restricted to Registered users only Download (98kB) |
|
Text (SKRIPSI)
FAIRUZ ZAHIRA_4442190058_04.pdf Restricted to Registered users only Download (211kB) |
|
Text (SKRIPSI)
FAIRUZ ZAHIRA_4442190058_05.pdf Restricted to Registered users only Download (8kB) |
|
Text (SKRIPSI)
FAIRUZ ZAHIRA_4442190058_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (111kB) |
|
Text (SKRIPSI)
FAIRUZ ZAHIRA_4442190058_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
The research aims to determine the response of administering doses of goat manure fertilizer and rabbit urine liquid organic fertilizer concentrations to the growth and yield of shallots (Allium ascalonicum L.). The research was carried out in Integrated Agricultural System Area (Sitandu), Curug District, Serang City, Banten Provance, from May to July 2023. This research used a factorial Randomized Completely Block Design (RCBD) consisting of two factors and three replications. The first factor was the dose of goat manure fertilizer (K) which consisted of four levels, namely 0 g/polybag (without goat manure fertilizer) as a control, 5 t/ha equivalent to 24.5 g/polybag, 20 t/ha equivalent to 98.1 g/polybag and 35 t/ha equivalent to 171.7 g/polybag. The second factor was the rabbit urine liquid organic fertilizer consentration (U) which consosted of four levels, namely 0 ml/L (without rabbit urine liquid organic fertilizer) as a control, 150 ml/L, 250 ml/L and 350 ml/L. The research results showed that using a dose of goat manure 20 t/ha equivalent to 98.1 g/polybag only gave the best results on the parameters of number of leaves at 1 weeks after planting (WAP) (5.62 blade) and number of fruit (7.41 leaves). Rabbit urine liquid organic fertilizer concentration 250 ml/L gave the best results only for the fruit diameter parameter (1.58 cm). There was no interaction between the treatment dose of goat manure fertilizer and the rabbit urine liquid organic fertilizer concentration on the growth and yield of shallots (Allium ascalonicum L.)
| Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
|||||||||
| Additional Information: | Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman hortikultura unggulan dan telah diusahakan oleh petani secara intensif karena termasuk salah satu komoditas hortikultura bernilai tinggi (high value comodity). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) (2021) Produksi produksi bawang merah mengalami peningkatan tiap tahunnya sejak 2017, di mana saat itu Indonesia hanya memproduksi 1,47 juta ton. Kemudian di tahun 2018 Indonesia memproduksi 1,5 juta ton. Pada tahun 2019 produksinya meningkat sebanyak 1,58 ton. Pada 2020 produksi bawang merah di Indonesia mencapai 1,81 ton, dan produksi bawang merah di Indonesia mencapai 2 juta ton pada 2021. Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon pemberian dosis pupuk kotoran kambing dan konsentrasi POC urine kelinci yang sesuai terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian dilaksanakan di Kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu) Curug, Kota Serang, Banten, pada bulan Mei sampai dengan Juli 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kotoran kambing (K) yang terdiri dari empat taraf yaitu 0 g/polybag (tanpa pupuk kotoran kambing), 5 t/ha setara dengan 24,5 g/polybag, 20 t/ha setara dengan 98,1 g/polybag dan 35 t/ha setara dengan 171,7 g/polybag. Faktor kedua adalah konsentrasi POC urine kelinci (U) yang terdiri dari empat taraf yaitu 0 ml/L (tanpa POC Urine Kelinci), 150 ml/L, 250 ml/L dan 350 ml/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan dosis pupuk kotoran kambing 20 t/ha setara dengan 98,1 g/polybag hanya memberikan hasil terbaik pada parameter jumlah daun 1 MST (5,62 helai) dan jumlah umbi (7,41 buah). Konsentrasi POC urine kelinci 250 ml/L memberikan hasil terbaik hanya pada parameter diameter umbi (1,58 cm). Tidak ada interaksi antara perlakuan dosis pupuk kotoran kambing dan konsentrasi POC urine kelinci terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascalonicum L.) | |||||||||
| Uncontrolled Keywords: | goat manure fertilizer, shallots, rabbit urine liquid organic fertilizer. | |||||||||
| Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) S Agriculture > SB Plant culture |
|||||||||
| Divisions: | 04-Fakultas Pertanian 04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi |
|||||||||
| Depositing User: | Fairuz Zahira | |||||||||
| Date Deposited: | 04 Mar 2024 11:24 | |||||||||
| Last Modified: | 04 Mar 2024 11:24 | |||||||||
| URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/33672 |
Actions (login required)
 |
View Item |