Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

DINAMIKA KEBUDAYAAN TIONGHOA DI KAWASAN PECINAN SURYAKENCANA BOGOR TAHUN 1970 – 2016

Ahda Ansyhadi, Hilma (2024) DINAMIKA KEBUDAYAAN TIONGHOA DI KAWASAN PECINAN SURYAKENCANA BOGOR TAHUN 1970 – 2016. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
Hilma Ahda Ansyahdi_2288190069_Ref.pdf
Restricted to Registered users only

Download (98kB)
[img] Text
Hilma Ahda Ansyahdi_2288190069_02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (162kB)
[img] Text
Hilma Ahda Ansyahdi_2288190069_03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (173kB)
[img] Text
Hilma Ahda Ansyahdi_2288190069_04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (958kB)
[img] Text
Hilma Ahda Ansyahdi_2288190069_05.pdf
Restricted to Registered users only

Download (94kB)
[img] Text
Hilma Ahda Ansyahdi_2288190069_Lamp.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
[img] Text
TURNITIN HILMA AHDA ANSYAHDI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (15MB)
[img] Text
COVER sd BAB 1 + Daftar Pustaka-1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
File fulltext-1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

This research aims to determine the The Dynamics Of Chinese Culture In The Suryakencana Chinatown Area Of Bogor In 1970 – 2016. The method used in this research is historical methods, which includes several stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The analysis in this research used adaptation theory, the regional theory and conflict theory. This theory used as an effort to analyze the dynamics of Chinese culture in the Suryakencana Chinatown area and how this cultural adaptation can occur. The research results show that there is a creation of China's central economic and residential area (Chinatown) which ultimately creates a cultural adaptation process that occurs between ethnic Chinese and local Sundanese communities in Suryakencana Chinatown area, This can be seen in elements of art, religion and infrastructure such as, celebration of the Cap Go Meh cultural festival, Tangsin Ritual, and Lawang Suryakencana. The conclusions of this research show that the process of cultural adaptation has the potential to occur due to several factors such as, there are similarities between traditional Chinese culture and traditional Sundanese culture, the historical background of the Chinese people who made their living as traders, The basic nature of Chinese people is very adaptable and Sundanese people are known to be friendly. Then in its development there is a process of cultural adaptation. First, there is a syncretism where elements of Sundanese culture are mixed with Chinese culture in these three aspects to form and characterize a new system that is unique and distinctive. And there is an addition, where elements of Sundanese culture are added to these three aspects so that a structural change occurs.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorRustamana, Agus19651001089031021
Thesis advisorFadillah, Ali195910231988031005
Additional Information: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Dinamika Kebudayaan Tionghoa di Kawasan Pecinan Suryakencana Bogor Tahun 1970-2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian historis, yang meliputi beberapa tahap yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori adaptasi, teori kawasan dan teori konflik. Teori ini digunakan sebagai upaya dalam menganalisa dinamika kebudayaan Tionghoa di kawasan Pecinan Suryakencana dan bagaimana adaptasi budaya tersebut dapat terjadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa tercipatanya sebuah kawasan sentral perekonomian dan pemukiman Tionghoa (Pecinan) yang pada akhirnya menciptakan sebuah proses pembauran yang terjadi antar etnis Tionghoa dan masyarakat lokal Sunda di kawasan Pecinan Suryakencana, hal tersebut nampak dalam unsur-unsur kesenian, keagamaan, maupun infrastruktur seperti, perayaan Festival budaya Cap Go Meh, Ritual Tangsin dan Lawang Suryakencana. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa proses adaptasi budaya berpotensi terjadi karena adanya beberapa faktor, yaitu: adanya kemiripan budaya tradisional Tionghoa dengan budaya tradisional Sunda, latar belakang sebagian besar masyarakat Tionghoa yang bermata pencaharian sebagai pedagang, sifat dasar orang Tionghoa yang sangat mudah beradaptasi dan masyarakat Sunda yang terkenal ramah. Kemudian pada perkembanganya terdapat proses adaptasi budaya pertama, adanya sinkretisme yang mana kebudayaan Sunda berbaur dengan kebudayaan Tionghoa dalam ketiga aspek tersebut sehingga membentuk dan mencirikan sistem baru yang unik dan khas. Dan adanya adisi, dimana unsur-unsur kebudayaan Sunda ditambahkan pada ketiga aspek tersebut sehingga terjadi sebuah perubahan struktur.
Uncontrolled Keywords: Chinatown, Suryakencana, Ethnicity Pecinan, Suryakencana, Etnis
Subjects: D History General and Old World > D History (General) > D051 Ancient History
D History General and Old World > D History (General)
D History General and Old World > D History (General) > D204 Modern History
Divisions: 02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > 87201-Jurusan Pendidikan Sejarah
02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Depositing User: Mrs Hilma Ahda Ansyahdi
Date Deposited: 27 Feb 2024 12:37
Last Modified: 27 Feb 2024 12:37
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/33516

Actions (login required)

View Item View Item