Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

HUBUNGAN PARAMETER MORFOMETRIK DAN BOBOT KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI PERAIRAN LONTAR KABUPATEN SERANG-BANTEN

Halimatunufus, Halimatunufus (2015) HUBUNGAN PARAMETER MORFOMETRIK DAN BOBOT KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI PERAIRAN LONTAR KABUPATEN SERANG-BANTEN. S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

[img] Text
HUBUNGAN PARAMETER MORFOMETRIK DAN BOBOT KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI PERAIRAN LONTAR KABUP.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only until 2015.

Download (2MB)

Abstract

Mud crab is an animal that is strongly associated with mangrove forests and has a distribution area throughout Indonesia. Lontar waters, Serang Banten is a potential area of mud crab fishing because it has mangrove ecosystem as a habitat of mangrove crabs. This study aims to analyze the relationship between the carapace length and weight, carapace width and weight, carapace thickness and weight of mud crabs. Experimental fishing was conducted on April-May 2014. Regression analysis was used to determine relationship between morphometrics parameters and weight. The weight and morphometrics parameters of mangrove crabs have high correlation. Its mean the morphometrics parameters can explain the weight of mud crabs. On males mud crab, relationship between length-weight has a very hight correlation, so that length of carapace parameter may be used to guess the weight. On females mud crab carapace more width is appropiate to predict the weight because it has a very high relevance. Keywords : mud crab (Scylla serrata), carapace, length, width, weight.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorSusanto, Adi198309202010121004
Thesis advisorNoerkhaerin Putra, Achmad198512022010121006
Additional Information: Kepiting bakau merupakan hewan yang berasosiasi kuat dengan hutan mangrove dan memiliki daerah penyebaran yang luas di seluruh Indonesia. Perairan Lontar, Kabupaten Serang Banten, merupakan daerah penghasil kepiting yang cukup potensial karena memiliki ekosistem mangrove untuk mendukung keberadaan kepiting bakau. Scylla serrata merupakan salah satu jenis kepiting bakau yang dominan tertangkap di perairan Lontar. Sampai saat ini data hasil tangkapan kepiting bakau yang didapat nelayan belum diketahui dengan pasti serta pengukuran kepiting bakau secara morfometrik di perairan Lontar belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan panjang, lebar, tebal karapas dan bobot kepiting bakau hasil tangkapan nelayan di perairan Lontar Serang Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental fishing pada bulan April-Mei 2014 dengan mengikuti secara langsung operasi penangkapan bubu lipat kepiting bakau. Analisis data meliputi hubungan panjang karapas-bobot, hubungan lebar karapas-bobot, hubungan tebal karapas-bobot dan hubungan panjang-lebar karapas. Jumlah hasil tangkapan kepiting bakau yang diperoleh dari alat tangkap bubu selama penelitian sebanyak 116 ekor, terdiri atas 53 ekor jantan dan 63 ekor betina. Hubungan panjang karapas dan bobot tubuh kepiting bakau jantan memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0,966 dan 0,955 pada betina. Nilai R2 kepiting jantan 0,934 dan 0,912 pada kepiting betina. Nilai ini menyatakan hubungan panjang karapas-bobot memiliki korelasi yang sangat erat dan panjang karapas dapat menjelaskan bobot sebesar 93,4 % pada kepiting bakau jantan dan betina 91,2%. Hubungan parameter morfometrik dan bobot kepiting bakau memiliki korelasi yang sangat erat dan koefisien determinasi (R2) pada setiap analisisnya menunjukkan bahwa parameter morfometrik dapat menjelaskan bobot kepiting bakau. Pada kepiting bakau jantan, hubungan panjang karapas-bobot memiliki keeratan yang paling tinggi, sehingga parameter panjang karapas dapat digunakan untuk menduga bobotnya. Pada kepiting bakau betina lebar karapas lebih tepat untuk digunakan dalam menduga bobotnya karena memiliki keeratan yang paling tinggi. Nilai b akan menjadi indikator yang mendeskripsikan pola pertumbuhan kepiting bakau, sedangkan dari nilai koefisien korelasi (r) dapat diketahui keeratan hubungan antara panjang karapas kepiting bakau dan bobot tubuhnya. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menduga bobot tubuh suatu individu dengan mengetahui ukuran tubuh. Kepiting jantan cenderung bersifat agresif dalam mencari makan sehingga energi yang diperoleh untuk pertumbuhan akan menjadi lebih tinggi sedangkan kepiting betina menggunakan asupan makanan lebih banyak untuk moulting dan proses kematangan gonad. Setelah digolongkan menurut klasifikasi isometrik dan allometrik negatif, maka terlihat adanya perbedaan pola pertumbuhan antar jenis kelamin. Perbedaan ini disebabkan rasio bobot tubuh terhadap lebar karapas antara kedua jenis kelamin tersebut berbeda. Pertumbuhan kepiting betina cenderung lebih ke arah lebar karapas karena kepiting betina akan moulting setiap akan melakukan proses kopulasi. Pada S. serrata jantan moulting lebih jarang terjadi, asupan makanan cenderung digunakan untuk memanjangkan dan membesarkan chela (capit), yang berperan penting pada proses perkawinan. Tebal karapas akan bertambah apabila S. serrata tersebut mengalami pertumbuhan. Sehubungan dengan sifat pertumbuhan ini Heasman (1980) diacu dalam Retnowati (1991) menyatakan bahwa nilai a dan b tidak mungkin konstan selama pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan pada semua jenis kepiting seperti halnya crustacea mengalami pergantian kulit. Sifat pertumbuhan kepiting bakau jantan dan betina cukup bervariasi. Hal ini ditunjukkan dari parameter hubungan panjang karapas-bobot tubuh kepiting bakau jantan yang memiliki sifat isometrik, sedangkan pada betina memiliki sifat allometrik negatif. Hubungan lebar karapas-bobot tubuh kepiting bakau jantan memiliki sifat pertumbuhan isometrik dan allometrik negatif pada betina, serta hubungan tebal karapas-bobot kepiting bakau jantan memiliki sifat pertumbuhan allometrik positif dan allometrik negatif pada betina, sedangkan hubungan panjang-lebar karapas kepiting bakau jantan dan betina memiliki sifat pertumbuhan allometrik negatif. Kata kunci: bobot, kepiting bakau (Scylla serrata), Lontar, morfometrik, pertumbuhan.
Uncontrolled Keywords: Kata kunci: bobot, kepiting bakau (Scylla serrata), Lontar, morfometrik, pertumbuhan. Keywords : mud crab (Scylla serrata), carapace, length, width, weight
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan
Depositing User: Perpustakaan Pusat
Date Deposited: 25 Oct 2021 04:33
Last Modified: 25 Oct 2021 04:33
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/3351

Actions (login required)

View Item View Item