Hadiyah, Hadiyah (2023) KEKUATAN KESAKSIAN TESTIMONIUM DE AUDITU DALAM PERKARA GUGAT CERAI DITINJAU DARI HUKUM ACARA PERDATA (STUDI PUTUSAN NOMOR 113/Pdt.G/2023/PA.Clg). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text (SKRIPSI)
Hadiyah_1111190079_01.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text (SKRIPSI)
Hadiyah_1111190079_02.pdf Restricted to Registered users only Download (449kB) |
|
Text (SKRIPSI)
Hadiyah_1111190079_03.pdf Restricted to Registered users only Download (169kB) |
|
Text (SKRIPSI)
Hadiyah_1111190079_04.pdf Restricted to Registered users only Download (430kB) |
|
Text (SKRIPSI)
Hadiyah_1111190079_05.pdf Restricted to Registered users only Download (147kB) |
|
Text (SKRIPSI)
Hadiyah_1111190079_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (359kB) |
|
Text (SKRIPSI)
Hadiyah_1111190079_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (16MB) |
|
Text (SKRIPSI)
Hadiyah_1111190079_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (13MB) |
Abstract
Witnesses are evidence used by judges in religious courts and other courts, witnesses presented at the trial should be witnesses who really know the case being heard directly, but in practice, witnesses who are presented in a trial are often witnesses who do not experience, see or hear the disputed case or are called testimonium de auditu. The identification in this problem is whether testimony deauditu can be used as a legal basis in deciding divorce cases in the Cilegon city Religious court (decision number 113/Pdt.G/PA.Clg). and whether the judge's consideration in rejecting the lawsuit is in accordance with the provisions of procedural law in divorce cases in the Cilegon city Religious court (decision number 113/Pdt.G/2023/PA.Clg). The theories used in this research are Legal Certainty Theory and Judge Authority Theory. The research methods used are normative juridical and empirical juridical. In this case, data and information are sourced from books, journals, laws and regulations, the internet, opinions of experts and the results of interviews with judges at the Cilegon Religious Court. To analyze the data is done normatively qualitative. Based on the results of this study, it shows that after the existence of jurisprudence, testimonium de auditu testimony is allowed to be evidence in court, but testimonium de auditu testimony is only used as preliminary evidence or clues, and the testimony between one witness and another is compatible. In case number 113/Pdt.G/2023/PA.Clg. The judge decided that the testimony of a witness alone is not considered sufficient proof, because in law a witness is not a witness. So for those who file a lawsuit in court must prove with strong and sufficient evidence at least 2 pieces of evidence and for the panel of judges who decide the case of a lawsuit for divorce in addition to judging from witness testimony must also assess the state of facts that occur can be seen from the reasons for the lawsuit and the actual facts or events.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Saksi adalah alat bukti yang dipakai oleh para hakim pada peradilan Agama maupun peradilan lainnya, saksi yang dihadirkan dalam persidangan seharusnya saksi yang betul-betul mengetahui langsung perkara yang disidangkan, namun pada praktiknya sering sekali saksi yang dihadirkan dalam sebuah persidangan adalah saksi yang tidak mengalami sendiri, melihat atau mendengar perkara yang disengketakan atau disebut dengan kesaksian testimonium de auditu. Identifikasi dalam masalah ini adalah Apakah kesaksian testimonium de auditu dapat dijadikan landasan hukum dalam memutus perkara perceraian di pengadilan Agama kota Cilegon pada (putusan nomor 113/Pdt.G/PA.Clg)?. dan Apakah pertimbangan hakim dalam menolak gugatan telah sesuai dengan ketentuan hukum acara dalam perkara perceraian di pengadilan Agama kota Cilegon pada (putusan nomor113/Pdt.G/2023/PA.Clg)?. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Teori Kepastian Hukum dan Teori Kewenangan Hakim. Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis normatif dan yuridis empiris. Dalam hal ini data maupun informasi bersumber dari buku, jurnal, peraturan perundang-undangan, internet, pendapat para ahli dan hasil wawancara dengan hakim di pengadilan Agama Cilegon. Untuk menganalisis data dilakukan secara normatif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa setelah adanya yurisprudensi kesaksian testimonium de auditu diperbolehkan untuk menjadi alat bukti di dalam persidangan, akan tetapi kesaksian testimonium de auditu hanya dijadikan bukti permulaan atau petunjuk, serta kesaksian antara saksi yang satu dengan yang lain saling bersesuaian. Dalam perkara nomor 113/Pdt.G/2023/PA.Clg. Hakim memutuskan bahwa keterangan dari seorang saksi saja tidak dianggap sebagai pembuktian yang cukup, karena dalam hukum seorang saksi bukan saksi. Maka bagi yang mengajukan gugatan didalam persidangan harus membuktikan dengan alat bukti yang kuat dan mencukupi minimal 2 alat bukti dan bagi majelis hakim yang memutuskan perkara gugat cerai selain menilai dari keterangan saksi juga harus menilai dengan keadaan fakta yang terjadi bisa dilihat dari alasan gugatan dan kejadian fakta atau peristiwa yang sebenarnya. | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Evidence, Testimonium de Auditu, Divorce Pembuktian, Testimonium de Auditu, Perceraian | |||||||||
Subjects: | K Law > K Law (General) | |||||||||
Divisions: | 01-Fakultas Hukum 01-Fakultas Hukum > 74201-Program Studi Ilmu Hukum |
|||||||||
Depositing User: | Mrs Hadiyah Hadiyah | |||||||||
Date Deposited: | 22 Jan 2024 10:33 | |||||||||
Last Modified: | 22 Jan 2024 10:33 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/32355 |
Actions (login required)
View Item |