NOFRIANA, FENNY (2023) PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL BUAYA PUTIH PADA ACARA PERNIKAHAN DI KAMPUNG CURUGDAHU DESA KADUBEUREUM KECAMATAN PADARINCANG KABUPATEN SERANG TAHUN 1992-2022. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text
Fenny Nofriana_2288160045_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) |
|
Text
Fenny Nofriana_2288160045_01.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
Fenny Nofriana_2288160045_02.pdf Restricted to Registered users only Download (115kB) |
|
Text
Fenny Nofriana_2288160045_03.pdf Restricted to Registered users only Download (184kB) |
|
Text
Fenny Nofriana_2288160045_04.pdf Restricted to Registered users only Download (629kB) |
|
Text
Fenny Nofriana_2288160045_05.pdf Restricted to Registered users only Download (32kB) |
|
Text
Fenny Nofriana_2288160045_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (161kB) |
|
Text (SKRIPSI)
Fenny Nofriana_2288160045_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Abstract
This research aims to describe the development of the traditional art of Buaya Putih at weddings in Curugdahu Village, Kadubeureum Village, Padarincang District, Serang Regency 1992-2022. The problems examined in this study are focused on the following: 1) How is the history of the emergence and development of the traditional art of White Crocodile at weddings in Curugdahu Village, Kadubeureum Village, Padarincang District, Serang Regency 1992-2022? 2) How is the change of function in the traditional art of White Crocodile in Curugdahu Village, Kadubeureum Village, Padarincang District, Serang Regency 1992-2016? The method used in this research is the historical method, including; Heuristics (data collection), Source Criticism, Interpretation and Historiography. The results showed that the background of the birth of the traditional art of Buaya Putih is not known with certainty, but began to appear in the 1970s. The White Crocodile Traditional Art experienced development in 1992-2022. The White Crocodile Traditional Art was originally only a traditional art at weddings that functioned to parade the groom using a replica of the White Crocodile to put offerings to the bride's house. Along with its development, the White Crocodile art is no longer used as a traditional art for weddings, but as a mauludan event, welcoming guests, building inauguration, government anniversaries, circumcisions and entertainment shows. This shows that there is a shift in the value of functions that occur in the White Crocodile art. The influence of the traditional art of White Crocodile on the socio-cultural life in Curugdahu Village, Kadubeureum Village Padarincang Subdistrict as a community tradition. The traditional art of White Crocodile must be preserved as a cultural identity of the people of Curugdahu Village, Kadubeureum Village Padarincang subdistrict in order to maintain cultural values and local wisdom.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan kesenian tradisional Buaya Putih pada acara pernikahan di Kampung Curugdahu Desa Kadubeureum Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang Tahun 1992-2022. Masalah yang yang diteliti dalam penelitian ini difokuskan pada hal yaitu: 1. Bagaimana sejarah muncul dan berkembangnya kesenian tradisional Buaya Putih pada acara pernikahan di Kampung Curugdahu Desa Kadubeureum Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang Tahun 1992-2022 ? 2) Bagaimana perubahan fungsi pada kesenian tradisional Buaya Putih di Kampung Curugdahu Desa Kadubeureum Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang Tahun 1992-2022 ?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, meliputi; Heuristik (pengumpulan data), Kritik Sumber, Interpretasi dan Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Latar belakang lahirnya kesenian tradisional Buaya Putih tidak diketahui secara pasti, namun mulai muncul pada tahun 1970-an. Kesenian Tradisional Buaya Putih mengalami perkembangan pada tahun 1992-2022. Kesenian Tradisional Buaya Putih pada awalnya hanya sebagai kesenian tradisional pada acara pernikahan yang berfungsi untuk mengarak pengantin pria dengan menggunakan replika Buaya Putih untuk menaruh seserahan menuju rumah pengantin wanita. Seiring perkembangannya kesenian Buaya Putih tidak lagi digunakan kesenian tradisional untuk acara pernikahan, melainkan sebagai acara mauludan, penyambutan tamu, peresmian gedung, hari jadi pemerintahan, khitanan dan pertunjukkan hiburan. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran nilai fungsi yang terjadi pada kesenian Buaya Putih. Pengaruh kesenian tradisional Buaya Putih terhadap kehidupan sosial budaya di kampung Curugdahu Desa Kadubeureum Kecamatan Padarincang sebagai tradisi masyarakat. Kesenian tradisional Buaya Putih harus dilestarikan sebagai identitas budaya masyarakat Kampung Curugdahu Desa Kadubeureum Kecamatan Padarincang agar tetap menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Traditional art, White Crocodile, Padarincang Subdistrict. Kesenian tradisional, Buaya Putih, Kecamatan Padarincang. | |||||||||
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) F History United States, Canada, Latin America > Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan G Geography. Anthropology. Recreation > GR Folklore L Education > L Education (General) |
|||||||||
Divisions: | 02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > 87201-Jurusan Pendidikan Sejarah |
|||||||||
Depositing User: | Fenny ennik Nofriana | |||||||||
Date Deposited: | 12 Jan 2024 09:46 | |||||||||
Last Modified: | 12 Jan 2024 09:46 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/31987 |
Actions (login required)
View Item |