ASTIKARIA, ASTIKARIA (2023) SELEKSI HIBRIDA POTENSIAL JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) BERDASARKAN KARAKTER HASIL DAN KOMPONEN HASIL. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

	Text (SKRIPSI) Astikaria_4442180094_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)
	Text (SKRIPSI) Astikaria_4442180094_01.pdf Restricted to Registered users only Download (561kB)
	Text (SKRIPSI) Astikaria_4442180094_02.pdf Restricted to Registered users only Download (249kB)
	Text (SKRIPSI) Astikaria_4442180094_03.pdf Restricted to Registered users only Download (248kB)
	Text (SKRIPSI) Astikaria_4442180094_04.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (SKRIPSI) Astikaria_4442180094_05.pdf Restricted to Registered users only Download (58kB)
	Text (SKRIPSI) Astikaria_4442180094_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (202kB)
	Text (SKRIPSI) Astikaria_4442180094_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB)

Abstract

Selection is the important step in maize breeding before releasing a new cultivar. The purpose of characterization is to describe uniqueness of new genotypes as well as to distinguish with other cultivars. The aim of this research was to describe morphological characters in 20 hybrid sweetcorn genotypes. The research method used is Augmented Design. The 20 BSA hybrids used were BSA hybrid codes 1 – 20 and 4 comparison varieties (Secada, Panglima, Paragon and Exsotic). This research was conducted in the experimental field of PT. BSA (Benih Sumber Andalan) located in Carang Pulang Village, Bogor Regency, West Java, from December 2022 until Februari 2023. The research method used is Augmented Design. The 20 BSA hybrids used were BSA hybrid codes 21–40 and 4 comparison varieties (Secada F1, Panglima, Paragon and Exsotic Pertiwi). 20 plants of each hybrid sweetcorn genotypes were observed. 4 qualitative characters and 14 quantitative characters were observed as the data. Descriptive observation was used to the data of qualitative characters, but for quantitative means it was used statistical analysis (ANOVA) and Least Significant Increase test. The research result showed that there were 17 out of 20 BSA hybrids that are superior than the comparison varieties based on the observed characters. BSA-23, BSA-37, and BSA-39 hybrid is the most superior hybrid compared to other BSA hybrids and comparison varieties. For the homogeneity test, each line has a low coefficient of variance. So that, each line was uniform.

Item Type:	Thesis (S1)
Contributors:	Contribution Contributors NIP/NIM Thesis advisor RUSMANA, RUSMANA 196402101990021001 UNSPECIFIED FIRNIA, DEWI 197805302003122002 UNSPECIFIED NATAWIJAYA, AZIS 3271022701880005
Additional Information:	Jagung manis hibrida merupakan tanaman hortikultura yang mulai banyak dibudidayakan karena memiliki keunggulan berdaya hasil tinggi, kualitas yang baik, adaptif terhadap lingkungan, resistensi terhadap hama penyakit, juga umur panen yang relatif singkat dibanding jagung bersari bebas. Jagung manis hibrida dihasilkan melalui proses pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman dilakukan untuk merakit varietas baru dengan sifat-sifat yang unggul di berbagai karakter. Dalam pemuliaan tanaman terdapat tahapan karakterisasi yang bertujuan untuk mencari ciri dan karakter serta mengetahui karakter yang unggul pada tanaman hibrida yang diuji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi 20 genotipe jagung manis hasil persilangan oleh pemulia di PT. BSA (Benih Sumber Andalan). Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan PT. BSA yang terletak di Kampung Carang Pulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada bulan Desember 2022 sampai dengan Februari 2023. Rancangan penelitian yang digunakan adalah augmented design. Terdapat 20 hibrida BSA (BSA 21–40) yang diuji, dan empat varietas pembanding (Secada F1, Panglima, Paragon dan Exsotic Pertiwi), masing masing hibrida memiliki 20 sampel tanaman. Terdapat 18 karakter yang diamati yaitu empat karakter kualitatif (warna biji, warna rambut, warna malai, dan bentuk baris biji) dan 14 karakter kuantitatif (tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah biji per baris, jumlah baris per tongkol, kadar gula, bobot 1000 biji, umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan umur panen). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15 hibrida BSA yang memiliki karakter lebih unggul dibanding varietas pembanding. Hibrida BSA-23, BSA-37, dan BSA-39 merupakan hibrida yang paling unggul dibanding varietas pembanding. Untuk uji keseragaman, masing-masing genotipe memiliki nilai koefisien keragaman yang rendah (0-25%). Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hibrida BSA-23, BSA-37, dan BSA-39 merupakan hibrida yang potensial untuk dikembangkan lebih lanjut karena unggul dibanding dengan varietas pembanding dan masing-masing genotipe telah seragam (homogen).
Uncontrolled Keywords:	Keywords: Characterization, Hybrid, Sweet Corn, Genotype, Evaluation.
Subjects:	S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions:	04-Fakultas Pertanian 04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi
Depositing User:	Mrs Astikaria Astikaria
Date Deposited:	26 Sep 2023 16:44
Last Modified:	26 Sep 2023 16:44
URI:	http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/30025

Actions (login required)

View Item