Mardhiyah, Nuraini (2015) ANALISIS REPRESENTASI HADIS BUKHARI – MUSLIM PADA KOMIK 33 PESAN NABI (JAGA MATA, JAGA TELINGA, JAGA MULUT) SEBAGAI KRITIK PERILAKU MASYARAKAT. S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Text
Analisis Representasi Hadis Bukhari-Muslim pada Komik 33 Pesan Nabi.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (7MB) |
Abstract
ABSTRACT Nuraini Mardhiyah. NIM. 6662101249. Thesis. Representation Analysis of Hadis Bukhari - Muslim at 33 Pesan Nabi (Jaga Mata, Jaga Mulut, Jaga Telinga) Comic as Critic of Community's Behavior. Study of Communication Science. Faculty of Social and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. 2015. Naniek Afrilla F., S.Sos, M.Si; Teguh Iman Prasetya, SE, M.Si. The western culture invasion gets the Indonesian tend to behave like how Westerner does. The western lifestyle is claimed as the most updated trend and many Moslem seem far from their religion. 33 Pesan Nabi (Jaga Mata, Jaga Telinga, Jaga Mulut) took part as dakwah missionaries to remind the community back to their Islamic value. This research questions how 33 Pesan Nabi (Jaga Mata, Jaga Telinga, Jaga Mulut) criticizes the community and aims to find the signifier, signified, denotative sign, connotative signifier, connotative signified, connotative sign and myth of hadis Bukhari-Muslim from that comic. Semiotic Barthes is known for its connotation concept and myth. Islamic comic means the art which used still images and organized until tells us story with Islamic moral education slipped in it. Hadis is everything that sourced from Prophet Muhammad saw. Hadis Bukhari and Muslim are hadis shahih. The western culture invasion spreads the consumerism, hedonism and materialism, which are not the original of Indonesian culture. Adab means saying, doing and everything good. Medan dakwah theory subtracts the community‟s structure into al-mala, al-mutrafin and al-mustadh‟afin. The analysis unit is six stories which sought its denotative and connotative signified, signifier and sign, also its myth through semiotic Barthes. One of the results is the connotative sign of Zina shows us how Islam values more woman‟s existence while the myth tells woman‟s voice still considered unworthy for the new era. From medan dakwah theory, hegemony of the western culture takes role as al-mala, mass media as al-mutrafin and the community as almustadh‟afin. Keywords: Islamic Comic, Hadis Bukhari – Muslim, Semiotics, community‟s behavior
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | ABSTRAK Nuraini Mardhiyah. NIM. 6662101249. Skripsi. Analisis Representasi Hadis Bukhari – Muslim pada Komik 33 Pesan Nabi (Jaga Mata, Jaga Telinga, Jaga Mulut) Sebagai Kritik Perilaku Masyarakat. Program Studi Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2015. Naniek Afrilla F., S.Sos, M.Si; Teguh Iman Prasetya, SE, M.Si. Invasi budaya Barat menjadikan masyarakat Indonesia mengarahkan perilakunya sesuai dengan tata cara bagaimana Barat berperilaku. Gaya hidup ala Barat dianggap sebagai trend yang sesuai dengan perkembangan zaman dan banyak muslim yang semakin jauh dari ajaran agamanya. 33 Pesan Nabi (Jaga Mata, Jaga Telinga, Jaga Mulut) mengambil berperan sebagai penyeru dakwah untuk mengingatkan kembali masyarakat pada nilai-nilai islami yang tertanam sejak dulu. Rumusan masalah yang akan diteliti adalah ―bagaimana Komik 33 Pesan Nabi (Jaga Mata, Jaga Telinga, Jaga Mulut) mengkritik perilaku masyarakat melalui hadis Bukhari - Muslim‖ dengan tujuan penelitian mendapatkan bentuk penanda dan petanda denotatif dan konotatif, tanda denotatif dan konotatif serta makna mitos hadis Bukhari-Muslim dari komik tersebut. Semiotika Barthes terkenal dengan konsep konotasi dan mitosnya. Komik islami berarti bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak dan membentuk jalinan cerita dengan menyampaikan misi moral berdasarkan aturan-aturan agama islam. Hadis artinya segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah saw. Hadis Bukhari dan Muslim termasuk ke dalam hadis shahih. Penyebaran budaya Barat didominasi dengan budaya konsumerisme, hedonisme dan materialisme, di mana ketiganya bukanlah budaya asli bangsa Indonesia. Adab bermakna menggunakan perkataan, perbuatan dan hal ihwal yang bagus. Teori medan dakwah membagi struktural masyarakat menjadi al-mala, al-mutrafin dan al-mustadh‘afin. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan paradigma kritis. Unit analisis adalah 6 cerita yang dicari penanda dan petanda denotatif dan konotatif, tanda denotatif dan konotatif, serta mitos melalui semiotika Barthes. Salah satu hasilnya adalah tanda konotatif cerita Zina menunjukkan Islam memberi harga lebih bagi wanita dan mitos yang muncul berupa suara perempuan yang masih dianggap kurang penting untuk mendukung pembaharuan zaman. Melalui teori medan dakwah, hegemoni budaya Barat berperan sebagai al-mala, media massa sebagai almutrafin dan masyarakat sebagai al-mustadh‘afin. Kata Kunci: Komik Islami, Hadis Bukhari-Muslim, Semiotika, Adab Masyarakat | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Komik Islami, Hadis Bukhari-Muslim, Semiotika, Adab Masyarakat Islamic Comic, Hadis Bukhari – Muslim, Semiotics, community‟s behavior | |||||||||
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) | |||||||||
Divisions: | 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > 70201-Program Studi Ilmu Komunikasi |
|||||||||
Depositing User: | Perpustakaan Pusat | |||||||||
Date Deposited: | 25 Oct 2021 04:52 | |||||||||
Last Modified: | 25 Oct 2021 04:52 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/3002 |
Actions (login required)
View Item |