Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

STUDI KASUS KOMUNIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM KONFLIK PROYEK GEOTHERMAL DI DESA BATUKUWUNG, KABUPATEN SERANG: (Dikaji Melalui Pendekatan Participatory Mapping, Model Segitiga Konflik Johan Galtung, Model Komunikasi Konvergen dan Model Umum Komunikasi)

SARYANI, YAYAN (2023) STUDI KASUS KOMUNIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM KONFLIK PROYEK GEOTHERMAL DI DESA BATUKUWUNG, KABUPATEN SERANG: (Dikaji Melalui Pendekatan Participatory Mapping, Model Segitiga Konflik Johan Galtung, Model Komunikasi Konvergen dan Model Umum Komunikasi). Master thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_01.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (546kB)
[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (363kB)
[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_05.pdf
Restricted to Registered users only

Download (85kB)
[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_CP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (16MB)
[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_Fulltext.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)
[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_Lamp.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
[img] Text
Yayan Saryani_7781210004_Ref.pdf
Restricted to Registered users only

Download (337kB)

Abstract

The construction of the Geothermal Power Plant (PLTPB) to date has drawn many protests from the community, one of which occurred in Batukuwung Village, which was carried out by PT. Banten Geothermal Synthesis. This study aims to analyze Participatory Mapping, the flow of communication schemes, and the Galtung conflict model, as well as to provide an overview of how the convergent communication model and the general communication model can be applied to conflict manajemen for PLTPB development in Batukuwung Village, Serang Regency. The theories and approaches used in this research include the Participatory Mapping approach, the Galtung Conflict triangle theory, the communication convergence model from Kincaid, and the general communication model from Gerbner. This research is qualitative research with the method used being a case study. While the data collection technique used is Participatory Mapping techniques supported by literature study techniques, FGDs, observations, in-depth interviews, and documentation. Then the data analysis refers to the opinion of Miles and Huberman, while the analysis of the validity and reliability of the data uses the triangulation method and audits the entire data. This research was conducted in Batukuwung Village, Padarincang District, Serang Regency. When the research was conducted from October 2022 to June 2023. According to the results of the study, Participatory Mapping was used to facilitate discussions about the condition of the village area and the environment in the study area. Participatory Mapping is carried out by sketching the map based on the informant's knowledge. The locations indicated in the map sketches were then visited by researchers. Map sketches with resulting information as well as field information are translated into geo-referenced maps. The map is one of the research results that describe the study's location, land use by the community and locations that are directly affected by company development, locations that are the center or cause of conflict, and so on. This mapping was also developed into several other study results such as area transects, indicative land use maps, maps of affected and retained resources, seasonal calendars, institutional Venn diagrams, maps of communication networks of stakeholders in conflict, maps of conflicting institutional networks and other descriptions related to the conflict that happened. The flow of the communication scheme implemented by each conflicting party is different. Where those who support the development of PLTPB tend to apply a divergen and linear communication model. While those who reject the PLTPB development apply a convergent communication model. While the general model of communication is applied by each party, both those who reject and those who accept. It's just that the difference is that this model is applied by parties who receive PLTPB in a more closed manner. While those who reject the project apply the general Gerbner communication model in a more open, transparent manner and no information is restricted. Then based on Johan Galtung's conflict model, that conflict occurs because of contradictions that occur when residents feel lied to because what the company socializes with and what residents feel regarding the impact is very different. Meanwhile, this attitude or assumption is reflected by rejecting the PLTPB development. Then the behavior shown by the residents was when the refusal was carried out. By the conflicts that occur, the recommended conflict resolution model can be carried out with several elements: a. Accompaniment; b. Applying convergent communication models, general communication models, and open communication; c. Creating a discussion space for conflicting parties; d. Mapping the potential and formulating empowerment participatory programs; and e. Build partnership agreements.

Item Type: Thesis (Master)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorFRAMANIK, NANIEK AFRILLA197704032003122001
Thesis advisorMULDI, AIL198303062015041001
Additional Information: Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) sampai dengan saat ini banyak menuai protes dari masyarakat salah satunya yang terjadi di Desa Batukuwung, yang dikerjakan oleh PT. Sintesa Banten Geothermal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemetaan partisipatif, alur skema komunikasi dan model konflik Galtung, serta untuk memberikan gambaran bagaimana model komunikasi konvergen dan model umum komunikasi dapat diterapkan pada manajemen konflik pembangunan PLTPB di Desa Batukuwung, Kabupaten Serang. Adapun teori maupun pendekatan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya adalah pendekatan Participatory Mapping, teori segitiga Konflik Galtung, model konvergensi komunikasi dari Kincaid dan model umum komunikasi dari Gerbner. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode yang digunakan adalah studi kasus. Sementara teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pemetaan partisipatif yang didukung dengan teknik studi pustaka, FGD, observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Kemudian analisis data mengacu pada pendapat Miles and Huberman, sedangkan analisis validitas dan reliabilitas data menggunakan metode triangulasi dan audit keseluruhan data. Penelitian ini dilakukan di Desa Batukuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang. Waktu penelitian dilakukan mulai pada bulan Oktober 2022 sampai dengan Juni 2023. Sesuai hasil kajian, pemetaan partisipatif digunakan untuk memfasilitasi diskusi mengenai keadaan wilayah desa dan lingkungan wilayah kajian. Pemetaan partisipatif dilakukan dengan cara membuat sketsa peta atas dasar pengetahuan narasumber. Lokasi yang ditunjukan dalam sketsa peta kemudian dikunjungi oleh peneliti. Sketsa peta dengan informasi yang dihasilkan serta informasi lapangan diterjemahkan menjadi peta dengan geo-referensi. Peta tersebut merupakan salah satu hasil penelitian yang menggambarkan lokasi kajian, pemanfaatan lahan oleh masyarakat dan lokasi-lokasi yang terdampak secara langsung dari pembangunan perusahaan, lokasi yang menjadi pusat atau penyebab konflik dan sebagainya. Pemetaan ini juga dikembangkan menjadi beberapa hasil kajian lainnya seperti transek wilayah, peta indikatif pemanfaatan lahan, peta sumberdaya terdampak dan dipertahankan, kalender musim, diagram venn kelembagaan, peta jaringan komunikasi stakeholders yang berkonflik, peta jaringan kelembagaan yang berkonflik dan deskripsi-deskripsi lainnya terkait konflik yang terjadi. Alur skema komunikasi yang diterapkan oleh setiap pihak yang berkonflik berbeda. Dimana pihak yang mendukung pembangunan PLTPB cenderung menerapkan model komunikasi divergen dan berbentuk linear. Sedangkan pihak yang menolak pembangunan PLTPB menerapkan model komunikasi konvergen. Sementara model umum komunikasi, diterapkan oleh setiap pihak baik yang menolak maupun yang menerima. Hanya saja perbedaannya model ini diterapkan oleh pihak yang menerima PLTPB secara lebih tertutup. Sementara pihak yang menolak proyek, menerapkan model umum komunikasi Gerbner ini secara lebih terbuka, transparan dan tidak ada informasi yang dibatasi. Kemudian berdasarkan model konflik Johan Galtung, bahwa konflik terjadi karena adanya kontradiksi yang terjadi pada saat warga merasa dibohongi karena apa yang disosialisasikan perusahaan dengan yang dirasakan warga terkait dampak berbeda jauh. Sedangkan sikap atau asumsi ini dicerminkan dengan menolak pembangunan PLTPB. Kemudian prilaku yang ditunjukan warga adalah pada saat aksi penolakan yang dilakukan. Sesuai dengan konflik yang terjadi, model resolusi konflik yang direkomendasikan dapat dilakukan dengan beberapa unsur yaitu: a. Pendampingan ; b. Menerapkan model komunikasi konvergen, model umum komunikasi dan komunikasi terbuka; c. Menciptakan ruang diskusi untuk pihak yang berkonflik; d. Pemetaan potensi dan Merumuskan program partisipatif pemberdayaan; dan e. Membangun kesepakatan kerjasama.
Uncontrolled Keywords: Keywords: Geothermal, conflict, and stakeholder communication. Kata kunci : Geothermal, konflik dan komunikasi stakeholders
Subjects: Communication > Communication (General)
Divisions: 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
08-Pascasarjana > 70101-Magister Ilmu Komunikasi
Depositing User: Mr Yayan Saryani
Date Deposited: 25 Sep 2023 10:19
Last Modified: 25 Sep 2023 10:19
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/29810

Actions (login required)

View Item View Item