Ayu Pamungkas, Mutiara (2023) EMBRIOGENESIS SOMATIK SECARA IN VITRO PADA JENIS EKSPLAN TANAMAN TALAS BENENG (Xanthosoma undipes K.Koch) DAN TINGKAT KONSENTRASI 2,4-D (Dicholorophenoxyacetic acid). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text
Mutiara Ayu Pamungkas_4442180104_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text
Mutiara Ayu Pamungkas_4442180104_01.pdf Restricted to Registered users only Download (647kB) |
|
Text
Mutiara Ayu Pamungkas_4442180104_02.pdf Restricted to Registered users only Download (204kB) |
|
Text
Mutiara Ayu Pamungkas_4442180104_03.pdf Restricted to Registered users only Download (198kB) |
|
Text
Mutiara Ayu Pamungkas_4442180104_04.pdf Restricted to Registered users only Download (714kB) |
|
Text
Mutiara Ayu Pamungkas_4442180104_05.pdf Restricted to Registered users only Download (6kB) |
|
Text
Mutiara Ayu Pamungkas_4442180104_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (142kB) |
|
Text
Mutiara Ayu Pamungkas_4442180104_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
This study aims to determine the effect of explant type and Plant Growth Regulator (PGR) 2,4-D (Dicholorophenoxyacetic acid) concentration on the formation of somatic embryogenesis in beneng taro (Xanthosoma undipes K.Koch) in vitro. This research was conducted at the Esha Flora Plant and Tissue Culture Bogor, West Java. This study used a factorial Randomized Block Design (RBD), which consisted of two factors, namely the type of explants and the concentration of 2,4-D. The explant type factor consisted of 3 levels, namely tubers with callus, tubers sprouting, and leaves. The 2,4-D concentration level factor consisted of 5 levels, namely 0 mg/l; 1mg/l; 2mg/l; 3mg/l; and 4 mg/l. The treatment of callus tuber explants gave the best results for the non-embryogenic callus percentage parameter with an average value of 12.16%, for the callus area parameter with the highest average of 11.78 mm2, then for the sprouting tuber explants the fresh weight parameter had an average the best average is 0.07 grams. Treatment with a concentration level of 2 mg/l 2,4-D gave the best results for the parameter percentage of embryogenic callus with the highest average value of 19.30% and there was no interaction between the type of explant treatment and the concentration level of 2,4-D on the formation of somatic embryogenesis.
Item Type: | Thesis (S1) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Additional Information: | Talas beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) merupakan tanaman suku talas�talasan (famili Araceae) yang tumbuh di pinggir hutan, tepi sungai, rawa, dan tebing yang berhumus dan banyak dijumpai di wilayah sekitar Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang. Tingginya permintaan talas beneng diperlukan perbanyakan secara in vitro untuk penyediaan bibit skala besar (massal) dalam waktu relatif singkat. Teknik perbanyakan tanaman secara in vitro yang berpotensi diterapkan pada talas beneng adalah kultur embriogenesis somatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis eksplan dan tingkat konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) 2,4-D terhadap pembentukan embrio somatik pada tanaman talas beneng (Xanthosoma undipes K.Koch) secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, yang terdiri dari dua faktor, yaitu jenis eksplan dan konsentrasi 2,4-D. Faktor jenis eksplan terdiri dari 3 taraf, yaitu umbi berkalus, umbi bertunas, dan daun. Faktor tingkat konsentrasi 2,4-D terdiri dari 5 taraf, yaitu 0 mg/l; 1 mg/l; 2 mg/l; 3 mg/l; dan 4 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis eksplan dan tingkat konsentrasi 2,4-D berpengaruh terhadap pembentukan embriogenesis somatik pada tanaman talas beneng (Xanthosoma undipes K.Koch). Perlakuan jenis eksplan umbi berkalus memberikan hasil terbaik terhadap parameter persentase kalus non embriogenik dengan nilai rata-rata 12,16%, pada parameter luasan kalus dengan rata-rata tertinggi 11,78 mm2 , kemudian pada jenis eksplan umbi bertunas pada parameter bobot segar memiliki rata-rata terbaik 0,07 gram. Perlakuan tingkat konsentrasi 2 mg/l 2,4-D memberikan hasil terbaik terhadap parameter persentase kalus embriogenik dengan rata-rata nilai tertinggi 19,30% dan tidak terdapat interaksi antara perlakuan jenis eksplan dan tingkat konsentrasi 2,4-D terhadap pembentukan embriogenesis somatik. | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | beneng taro, eksplant type, somatic embryogenesis, 2,4-D | ||||||||||||
Subjects: | S Agriculture > SB Plant culture | ||||||||||||
Divisions: | 04-Fakultas Pertanian 04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi |
||||||||||||
Depositing User: | Mrs Mutiara Ayu Pamungkas | ||||||||||||
Date Deposited: | 02 Nov 2023 09:31 | ||||||||||||
Last Modified: | 02 Nov 2023 09:31 | ||||||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/29306 |
Actions (login required)
View Item |