Ridzky Pangestu, Muhammad (2023) ANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN DESA PADA DESA GURADOG. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

	Text MUHAMMAD RIDZKY PANGESTU_6670160047_FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)
	Text MUHAMMAD RIDZKY PANGESTU_6670160047_01.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text MUHAMMAD RIDZKY PANGESTU_6670160047_02.pdf Restricted to Registered users only Download (409kB)
	Text MUHAMMAD RIDZKY PANGESTU_6670160047_03.pdf Restricted to Registered users only Download (372kB)
	Text MUHAMMAD RIDZKY PANGESTU_6670160047_04.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text MUHAMMAD RIDZKY PANGESTU_6670160047_05.pdf Restricted to Registered users only Download (216kB)
	Text MUHAMMAD RIDZKY PANGESTU_6670160047_REFF.pdf Restricted to Registered users only Download (335kB)
	Text MUHAMMAD RIDZKY PANGESTU_6670160047_LAMP.pdf Restricted to Registered users only Download (928kB)

Abstract

The relationship in the implementation of village leadership is in collaboration with different roles both in terms of administering government, development programs, social life of the community, and political aspects. This study uses the theory of village governance related to cooperation with community organizations or village customary institutions where the cooperation from Rahyunir consists of six elements, namely: consultative relationship, coordinative relationship, partnership relationship, deliberation relationship, mediation relationship, and social control relationship. The research method used by researchers is a qualitative method with descriptive analysis and an ethnographic approach. The selection of informants in this study used a purposive technique. The results of this study illustrate that in the life of the Guradog indigenous people they still carry out traditional hereditary traditions such as ngarengkong, namely moving rice from the fields to the traditional rice barns or leuit besides that there is a seren taun event where the event is a thanksgiving to the ancestors who provide the harvest overflow to the village. Apart from that, along the way, there is a cooperative relationship between the village government and the customary government, such as a consultative relationship and a coordinating relationship where the village head or jaro always consults and coordinates with the traditional government in customary meetings related to policies, programs and customary activities being held. The deliberation relationship is seen from the role of the community who is actively involved and obeys the recommendations of their customary heads, one of which is known as the kaolotan culture. The mediation relationship is related to the role of the customary head and the village government in the event of a dispute between the communities where the two leaders act as mediators in both customary mediation and village mediation. And this is related to the relationship of social control where the customary head obeyed by the community tries to create social order in the community.

Item Type:	Thesis (S1)
Contributors:	Contribution Contributors NIP/NIM Thesis advisor KARTIKA DEWI, SHANTY 198306052015042001
Additional Information:	Hubungan dalam penyelenggaraan kepemimpinan desa dapat bekerjasama dengan peran yang berbeda-beda baik dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, program pembangunan, kehidupan sosial masyarakat, serta aspek politik. Penelitian ini menggunakan teori pemerintahan desa yang berkaitan dengan kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan atau lembaga adat desa dimana kerjasama dari Rahyunir tersebut terdiri atas enam unsur yaitu: hubungan konsultatif, hubungan koordinatif, hubungan kemitraan, hubungan deliberasi, hubungan mediasi, serta hubungan kontrol sosial. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif dengan analisis deskriptif dan pendekatan etnografi. Pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Hasil dari penelitian ini menggambarkan bahwa dalam kehidupan masyarakat adat Guradog masih melakukan tradisi adat turun temurun seperti ngarengkong yaitu memindahkan padi dari sawah menuju lumbung padi adat atau leuit selain itu terdapat acara seren taun yang mana acara tersebut sebagai ucapan syukur terhadap para leluhur yang memberikan hasil panen melimpah kepada desa tersebut. Selain itu dalam perjalanannya terdapat hubungan kerjasama antara pemerintahan desa dengan pemerintahan adat seperti hubungan konsultatif dan hubungan koordinatif dimana kepala desa atau jaro selalu berkonsultasi dan berkoordinasi kepada pemerintahan adat dalam musyawarah adat terkait kebijakan, program, dan kegiatan adat yang diselenggarakan. Hubungan deliberasi dilihat dari peran masyarakat yang terlibat aktif serta mematuhi anjuran dari kepala adatnya salah satunya dikenal dengan budaya kaolotan. hubungan mediasi terkait dengan peran kepala adat dan pemerintah desa jika terjadi sengketa di antara masyarakat dimana kedua pemimpin tersebut berperan sebagai mediator baik dalam mediasi adat dan mediasi desa. Serta hal ini berkaitan dengan hubungan kontrol sosial dimana kepala adat yang dipatuhi oleh masyarakat berusaha menciptakan tertib sosial pada masyarakat.
Uncontrolled Keywords:	Traditional Head, Guradog Village, Government Cooperation. Kepala Adat, Desa Guradog, Kerjasama Pemerintahan.
Subjects:	J Political Science > JC Political theory
Divisions:	06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > 65201-Program Studi Ilmu Pemerintahan
Depositing User:	Mr Muhammad Ridzky Pangestu
Date Deposited:	02 Nov 2023 08:49
Last Modified:	02 Nov 2023 08:49
URI:	http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/29227

Actions (login required)

View Item