Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

EVALUASI KETAHANAN TANAMAN NILAM TRANSGENIK (Pogostemon cablin Benth) TERHADAP PENYAKIT BUDOK (Synchytrium pogostemonis)

BAHTIAR, YUSUF (2017) EVALUASI KETAHANAN TANAMAN NILAM TRANSGENIK (Pogostemon cablin Benth) TERHADAP PENYAKIT BUDOK (Synchytrium pogostemonis). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text (Skripsi)
EVALUASI KETAHANAN NILAM TERHADAP BUDOK.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

This study aimed to evaluate the resistance of transgenic patchouli againts budok disease. This research had been carried out in August until December 2016. This research was conducted in Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), Tentara Pelajar Street No. 1, Bogor. This research was used the split plot design with 2 level of main plot that are awarding of Synchytrium sp inoculation 0 g/plant and the granting of Synchytrium sp inoculation 4 g/plant, and 4 levels of block, i.e. Sidikilang as elders, Transgenic 2, Transgenic 8, and Transgeic 10. The results of this study indicate the granting of budok inoculation real influence on 4 week after inoculation against the percentage of infected plants, the percentage of infected shoots, and long branch colonized by budok with value was 28.1%, 15.1% and 6.1 cm. Transgenic 2 and Transgenic 10 showed the thickness to disease budok provided, whereas varieties of Sidikilang and transgenic 8 showed that there was no resistance to the disease with he obtained some of the genotypes of two plants stricken with the disease. Patchouli Sidikilang varieties showed the highest percentage of parameters on the response of infected plant, the percentage of infected shoots, and long branch colonized in a row was 43.8%, 21.5%, 8.9 cm. Transgenic 8 Patchouli showed a better response on all plant growth parameters except for the parameter number of the leaves. The lowest parameters obtained at patchouli Sidikilang varieties as elders. This shows better than any transgenic patchouli by it elder i.e. Sidikilang.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorHastuti, DewiUNSPECIFIED
Thesis advisorRitawati, SriUNSPECIFIED
Additional Information: Nilam adalah tanaman penghasil minyak atsiri yang telah masuk dalam kelompok tanaman unggulan Perkebunan Nasional sejak tahun 2010. Minyak nilam merupakan salah satu minyak atsiri yang mempunyai prospek pasar yang cukup besar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (Ditjenbun, 2013). Pada tahun 2014 luas tanaman nilam di Indonesia mencapai 31.288 ha dengan produksi 2.690 ton (Ditjenbun, 2014). Salah satu masalah dalam budidaya dan pengembangan nilam adalah adanya serangan penyakit. Turunnya produktivitas dan mutu minyak nilam salah satunya disebabkan oleh berkembangnya penyakit tanaman yaitu penyakit budok (Synchytrium pogostemonis). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi ketahanan nilam transgenik terhadap penyakit budok. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2016. Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Jalan Tentara Pelajar No. 1, Bogor Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi dengan 2 taraf petak utama yaitu pemberian inokulum budok 0 g/tanaman dan pemberian inokulum budok 4 g/tanaman, dan 4 taraf pada anak petaknya, yaitu varietas Sidikalang sebagai tetua, transgenik 2, transgenik 8, dan transgenik 10. Setiap perlakuan diulang empat kali sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Parameter yang diamati adalah persentase tanaman terinfeksi, persentase tunas yang terinfeksi, panjang cabang yang terkolonisasi budok, tinggi tanaman, panjang ruas, lebar daun, panjang daun, tebal daun, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah cabang primer. Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian inokulum budok memberikan pengaruh nyata pada 4 MSI terhadap parameter persentase tanaman terinfeksi, persentase tunas terinfeksi, dan panjang cabang terkolonisasi budok dengan nilai berutur-turut adalah 28,1%, 15,1%, dan 6,1 cm. Genotipe nilam transgenik 2 dan transgenik 10 menunjukkan ketahanan terhadap penyakit budok yang diberikan, sedangkan varietas Sidikalang dan transgenik 8 tidak menunjukkan adanya ketahanan terhadap penyakit dengan didapatkannya beberapa tanaman dari dua genotipe tersebut terserang penyakit. Nilam varietas Sidikalang menunjukkan respon tertinggi pada parameter persentase tanaman terinfeksi, persentase tunas terinfeksi, dan panjang cabang terkolonisasi berturut-turut adalah 43,8%, 21,5%, 8,9 cm. Nilam transgenik 8 secara sinifikan menunjukkan respons yang lebih baik pada semua parameter pertumbuhan tanaman kecuali pada parameter jumlah daun. Parameter terendah didapatkan pada nilam varietas Sidikalang sebagai tetua. Hal ini menunjukkan nilam transgenik lebih baik dibanding degan tetuanya yaitu Sidikalang.
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi
Depositing User: Admin Eprints Untirta
Date Deposited: 13 Oct 2021 07:57
Last Modified: 13 Oct 2021 07:57
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/2852

Actions (login required)

View Item View Item