Saputro, Winardi (2023) Pengaruh Perlakuan Jenis Pupuk Nano dan Variasi Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.). Master thesis, Universitas Sultan Agung Tirtayasa.
Text
Winardi Saputro_7779200002_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (372kB) |
|
Text
Winardi Saputro_7779200002_02.pdf Restricted to Registered users only Download (623kB) |
|
Text
Winardi Saputro_7779200002_03.pdf Restricted to Registered users only Download (590kB) |
|
Text
Winardi Saputro_7779200002_04.pdf Restricted to Registered users only Download (967kB) |
|
Text
Winardi Saputro_7779200002_05.pdf Restricted to Registered users only Download (398kB) |
|
Text
Winardi Saputro_7779200002_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
|
Text
Winardi Saputro_7779200002_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text
Winardi Saputro_7779200002_01.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Cucumber plants (Cucumis sativus L.) originate from the Himalayas can grow from the lowlands to the highlands of ±1,000 masl. The use of cucumbers as a source of minerals and vitamins, rich of anti-oxidants and cosmetic used. Cucumber production in Banten Province is only 192,016 quintals with a land area of 1,480 ha and the export value in 2020 is 20 tons. Selection of superior varieties has the potential to increase yields and is resistant to plant disease attacks, it’s a non-bitter taste, smooth skin, green color, and responds well to fertilization. Efforts to increase cucumber production can be carried out by improving cucumber cultivation techniques using the right dosage and type of fertilizer through innovation and sustainable cultivation strategies. Innovation by utilizing the use of nano-sized fertilizers, strategies by choosing the right spacing. This study aims to determine the type of nano fertilizer and spacing on the growth and yield of cucumber plants. This research was carried out in Gunung Putri Village, Banjar District, Pandeglang Regency, Banten Province from July to September 2022. This study used a Randomized Block Design (RBD) which consisted of 2 factors, namely: the first factor, the type of nano fertilizer which consisted of 4 levels , namely: control, Digrow nano-fertilizer, Sakanato nanofertilizer, Biomax nano-fertilizer. The second factor, plant spacing, namely: 30 cm x 60 cm, 40 cm x 60 cm, and 50 cm x 60 cm. The treatment was repeated 3 times, so there were 36 treatment units. Data analysis used the F test at the 5% level and the Duncan Multiple Range Test (DMRT) and regression tests. Parameters observed consisted of plant height, number of nodes, number of leaves, leaf area, number of flowers, fruit length, fruit diameter, number of fruit per plant, fruit weight, and yield per plot. The results showed that the application of the type of nano-fertilizer with the type Sakanato had an effect on fruit length (19.65 cm), fruit diameter (3.60 cm), and fruit weight (542.59 g). The treatment of variations in spacing of 30 cm x 60 cm gave the best effect on the number of fruits (6.69 fruits) and yields per plot (29.16 kg). observed. Based on the regression analysis, the parameter number of leaves gave the highest contribution with the regression equation y = 18.989 + 1.768 (number of leaves) to the yield per plot compared to the parameters of plant height, number of internodes and leaf area. The parameter of fruit diameter gives the highest contribution with the regression equation y = -3.428 + 5.943 (fruit diameter) to the yield per plot compared to the parameters of the number of fruits per plant, fruit length, number of flowers, and fruit weight
Item Type: | Thesis (Master) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari lereng pegunungan Himalaya, dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi ±1.000 mdpl. Kegunaan mentimun sebagai sumber mineral dan vitamin, sebagai anti oksidan dan bahan kosmetik. Produksi mentimun di Provinsi Banten hanya sebesar 192.016 kuintal dengan luas lahan 1.480 ha dan nilai eksport pada tahun 2020 sebesar 20 ton. Pemilihan varietas unggul berpotensi meningkatkan hasil dan tahan terhadap serangan penyakit tanaman, memiliki rasa tidak pahit, kulit halus, berwarna hijau, dan tanggap terhadap pemupukan dengan baik. Upaya meningkatkan produksi mentimun dapat dilakukan dengan perbaikan teknik budidaya mentimun menggunakan dosis dan jenis pupuk yang tepat melalui inovasi dan strategi budidaya berkelanjutan yang ramah lingkungan. Inovasi dengan cara memanfaatkan penggunaan pupuk berukuran nano, strategi dengan cara pemilihan jarak tanam yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pupuk nano dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Gunung Putri Kecamatan Banjar Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten pada bulan Juli sampai dengan September 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor, yaitu: faktor pertama, jenis pupuk nano yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: kontrol, pupuk nano jenis Digrow, Pupuk nano jenis Sakanato, Pupuk nano jenis Biomax. Faktor kedua, jarak tanam, yaitu: 30 cm x 60 cm, 40 cm x 60 cm, dan 50 cm x 60 cm. Perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 36 satuan perlakuan. Analisis data menggunakan uji F pada taraf 5% dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) serta regresi. Parameter yang diamati terdiri dari tinggi tanaman, jumlah ruas, jumlah daun, luas daun, jumlah bunga, panjang buah, diameter buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah, dan hasil panen per petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis pupuk nano jenis Sakanato memberikan pengaruh terhadap panjang buah (19,65 cm), diameter buah (3,60 cm), dan bobot buah (542,59 g). Perlakuan variasi jarak tanam 30 cm x 60 cm memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah buah (6,69 buah) dan hasil panen per petak (29,16 kg).. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan jenis pupuk nano dan variasi jarak tanam terhadap semua parameter yang diamati. Berdasarkan analisis regresi, parameter jumlah daun memberikan kontribusi tertinggi dengan persamaan regresi y = 18,989 + 1,768 (jumlah daun) terhadap hasil panen per petak dibandingkan parameter tinggi tanaman, jumlah ruas, dan luas daun. Parameter diameter buah memberikan kontribusi tertinggi dengan persamaan regresi y = -3,428 + 5,943 (diameter buah) terhadap hasil panen per petak dibandingkan dengan parameter jumlah buah per tanaman, panjang buah, jumlah bunga, dan bobot buah. | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | cucumber, nano-fertilizer, spacing, variety. jarak tanam, mentimun, pupuk nano, varietas. | |||||||||
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) | |||||||||
Divisions: | 08-Pascasarjana > 54108-Magister Ilmu Pertanian 08-Pascasarjana |
|||||||||
Depositing User: | WINARDI SAPUTRO | |||||||||
Date Deposited: | 02 Nov 2023 11:00 | |||||||||
Last Modified: | 02 Nov 2023 11:00 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/26309 |
Actions (login required)
View Item |