Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

PENGARUH BENZILAMINOPURIN DAN TIAMIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS TALAS JEPANG (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) SECARA IN VITRO

SUGIYANT RISKA, RARAS (2019) PENGARUH BENZILAMINOPURIN DAN TIAMIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS TALAS JEPANG (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) SECARA IN VITRO. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
PENGARUH BENZILAMINOPURIN DAN TIAMIN TERHADAP MULTIPLIKASI TUNAS TALAS JEPANG (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) SECARA IN VITRO.PDF
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Raras Sugiyant Riska. 2019. Effect of Benzylaminopurine and Thiamine on In Vitro Shoots Multiplication of Japanese Taro (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum). Under Guidance Nurmayulis, Fitria Riany Eris, and Dwi Pangesti Handayani. This study was aimed to determine the effect of Benzylaminopurine and Thiamine on in vitro shoots multiplication of Japanese taro (Colocasia esculenta (L.) var. Antiquorum). This research was conducted from August to November 2018 at Plant Tissue Culture Laboratory of Center for Agriculture Production Technology – Agency for The Assessment and Application of Technology – Research Center for Science and Technology, South Tangerang - Banten. This research used a Completely Randomized Design with two factor and three replicant. The first factor was BAP concentration consist of four levels i.e. 0, 1, 2, and 3 mg/L. The second factor was Thiamine concentration consist of four levels i.e. 0, 1, 2, and 3 mg/L. Observation was done every once a week for 12 weeks. The results showed that the treatment of single BAP 2 mg/L was able to produce the highest number of leaves (5.29 leaves) and the number of shoots (5.33 shoots) and was the best concentration for shoots multiplication. Thiamine treatment 3 mg/L gave the best results on the parameters of the plant height (4.13 cm), number of leaves (2.92 leaves) and number of roots (9.12 roots). There is an interaction between BAP and Thiamine treatment in 10 Weeks After Planting on the number of shoots with a combination of BAP 1 mg/L and Thiamine 0 mg/L treatment with the highest value (3.28 shoots) and the combination of tuber diameter BAP 0 mg/L and Thiamine 2 mg/L treatment with the highest value (0.89 cm). Keywords: BAP, In Vitro, Japanese Taro, Shoots Multiplication, Thiamine.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorNurmayulis, NurmayulisUNSPECIFIED
Thesis advisorRiany Eris, FitriaUNSPECIFIED
Thesis advisorPangesti Handayani, DwiUNSPECIFIED
Additional Information: Raras Sugiyant Riska. 2019. Pengaruh Benzilaminopurin dan Tiamin terhadap Multiplikasi Tunas Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) Secara In Vitro. Di bawah bimbingan Nurmayulis, Fitria Riany Eris, dan Dwi Pangesti Handayani. Talas Jepang diketahui sebagai sumber karbohidrat, vitamin A dan C, serta banyak mengandung protein nabati juga kaya akan Hyaluronic Acid. Permintaan impor yang semakin tinggi belum dapat dipenuhi karena hambatan dalam budidaya dan ketersediaan bibit pada musim tanam. Alternatif perbanyakan bibit talas Jepang adalah melalui kultur jaringan dan multiplikasi tanaman dengan keuntungan menghasilkan bibit yang banyak dalam waktu singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Benzilaminopurin dan Tiamin terhadap multiplikasi tunas talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November 2018 di Laboratorium Pusat Teknologi pertanian (PTPP), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan-Banten. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan faktor pertama yaitu BAP dengan 4 taraf yaitu konsentrasi (0, 1, 2 dan 3 mg/L) dan faktor kedua yaitu Tiamin dengan 4 taraf konsentrasi (0, 1, 2 dan 3 mg/L). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan BAP 2 mg/L secara tunggal mampu menghasilkan nilai terbesar untuk parameter jumlah daun (5,29 helai daun), jumlah tunas (5,33 tunas), serta merupakan konsentrasi terbaik untuk multiplikasi tunas. Perlakuan Tiamin 3 mg/L memberi hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman (4,13 cm), jumlah daun (2,92 helai daun) dan jumlah akar (9,12 akar). Kombinasi perlakuan BAP 1 mg/L dengan Tiamin 0 mg/L menunjukkan interaksi untuk jumlah tunas pada 4 MST sebanyak 3,28 tunas. Interaksi perlakuan BAP 0 mg/L dengan Tiamin 2 mg/L terjadi pada pengamatan diameter umbi mikro sebesar 0,89 cm pada 13 MST. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi BAP 2 mg/L secara tunggal dapat digunakan sebagai media multiplikasi tunas pada tanaman talas Jepang. Tiamin 2 mg/L secara tunggal dapat digunakan sebagai media induksi diameter umbi mikro pada tanaman talas Jepang.
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi
Depositing User: Admin Eprints Untirta
Date Deposited: 11 Oct 2021 05:08
Last Modified: 11 Oct 2021 05:08
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/2482

Actions (login required)

View Item View Item