Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

PEMANFAATAN DEDAK PADI TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.)

MARTA SARAH, YUHANA (2019) PEMANFAATAN DEDAK PADI TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
PEMANFAATAN DEDAK PADI TERFERMENTASI SEBAGAIBAHAN BAKU PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.).PDF
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

RINGKASAN YUHANA MARTA SARAH. 2019. Pemanfaatan Dedak Padi Terfermentasi sebagai Bahan Baku Pakan terhadap Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias sp.). Dibimbing oleh ACHMAD NOERKHAERIN PUTRA dan MAS BAYU SYAMSUNARNO. Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar unggulan yang hingga kini banyak dibudidayakan oleh petani pembudidaya ikan air tawar. Tingginya harga bahan baku pakan seperti tepung bungkil kedelai merupakan salah satu faktor yang menghambat berkembangnya industri akuakultur. Disatu sisi, pakan merupakan sumber materi dan energi untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan namun disisi lain pakan juga merupakan komponen terbesar 50 ‒ 70% dari biaya produksi. Dedak padi dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku pakan ikan berbasis lokal. Kandungan nutrisi dedak padi diantaranya kadar abu 9,51%, kadar protein 11,66%, kadar lemak 11,95%, kadar air 10,73% dan serat kasar sebanyak 10,57%. Namun dedak padi memiliki kandungan serat kasar dan zat anti nutrisi berupa inhibitor tripsin dan asam fitat yang menjadi faktor pembatas pemanfaatan produk agroindustri. Kandungan serat kasar yang tinggi dan zat anti nutrisi pada dedak padi dapat dikurangi melalui proses fermentasi menggunakan Aspergillus niger. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan substitusi dedak padi terfermentasi terbaik sebagai pengganti tepung bungkil kedelai terhadap pertumbuhan ikan lele. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November 2018 di Balai Benih Ikan (BBI) Baros Kabupaten Serang. Ikan lele yang digunakan dipilih seragam dengan bobot 4,48±0,03 g sebanyak 15 ekor dengan volume air 40 L. Tahap pertama penelitian ini yaitu fermentasi dedak padi oleh A. niger untuk menurunkan kandungan serat kasar pada dedak padi. Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pakan dalam bentuk pelet dengan kadar protein 30%. Perlakuan yang diberikan yaitu (A) substitusi dedak padi terfermentasi 0%, (B) substitusi dedak padi terfermentasi 20% dan (C) Substitusi dedak padi terfermentasi 40%. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 45 hari dengan diberikan pakan secara at satiation atau sekenyangnya dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali sehari yaitu pukul 08.00 dan 16.00 WIB. Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian ini diantaranya suhu, pH, DO dan amoniak. Substitusi dedak padi terfermentasi yang berbeda menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap jumlah konsumsi pakan. Jumlah konsumsi pakan pada perlakuan A sebesar 160,75±7,37 g, perlakuan B sebesar 177±13,54 g dan C sebesar 217,75±15,24%. Nilai retensi protein dan retensi lemak tertinggi diperoleh pada perlakuan C sebesar 25,22±0,45% dan 57,72±4,64%. Selanjutnya secara berurut diikuti perlakuan B sebesar 23,23±0,65% dan 40,05±2,61% serta perlakuan A yang memberikan nilai retensi protein dan retensi lemak terendah sebesar 16,36±1,03% dan 26,55±1,40%. Berbanding lurus dengan nilai retensi protein dan lemak, pertambahan bobot tubuh ikan menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0,05) yang mengalami peningkatan seiring bertambahnya substitusi dedak padi terfermentasi dalam pakan. Nilai rasio efisiensi protein pada perlakuan substitusi dedak padi terfermentasi B dan C memberikan nilai yang lebih tinggi sebesar 1,78±0,22% dan 1,97±0,34% dibandingkan perlakuan A. Tingginya nilai rasio efisiensi protein ini berbanding lurus dengan bobot rata-rata akhir ikan lele pada perlakuan B dan C dengan nilai sebesar 11,25±1,08 g dan 13,43±2,34 g. Hal ini memiliki kolerasi positif terhadap nilai laju pertumbuhan harian ikan lele yang diberi pakan dengan substitusi dedak padi terfermentasi. Laju pertumbuhan harian pada perlakuan B dan C mampu memberikan nilai yang lebih tinggi sebesar 0,15±0,02 g/hari dan 0,20±0,05 g/hari dibandingkan dengan perlakuan A yang memberikan nilai laju pertumbuhan harian terendah sebesar 0,10±0,02 g/hari. Nilai feed conversion ratio menunjukkan bahwa pakan dengan substitusi dedak padi terfermentasi memberikan nilai yang lebih rendah berkisar 1,70 - 1,87 dibandingkan dengan pakan yang hanya diberi 100% tepung bungkil kedelai. Pakan yang diberikan selama penelitian memiliki kualitas dan kuantitas yang baik, hal ini dapat dilihat pada tingkat kelangsungan hidup ikan lele yang tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan memperoleh hasil yang cukup tinggi berkisar 95%-100%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dedak padi terfermentasi dapat menggantikan tepung bungkil kedelai hingga 40% dalam pakan ikan lele. Substitusi tepung bungkil kedelai dengan dengan tepung dedak padi terfermentasi sebesar 40% secara signifikan (P<0,05) menghasilkan jumlah konsumsi pakan, retensi protein, retensi lemak dan pertambahan bobot terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kata kunci: Aspergillus niger, Clarias sp., dedak padi terfermentasi, pertumbuhan

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorNoerkhaerin Putra, AchmadUNSPECIFIED
Thesis advisorBayu Syamsunarno, MasUNSPECIFIED
Additional Information: YUHANA MARTA SARAH. 2019. The Utilization of Dietary Fermented Rice Bran on Growth of Catfish (Clarias sp.). Supervised by ACHMAD NOERKHAERIN PUTRA and MAS BAYU SYAMSUNARNO. Catfish (Clarias sp.) is one of the most freshwater fish commodities that were widely cultivated in Indonesia. However, the high price of fish feed can be a limited factor for catfish culture. The aims of this study is to determine the best substitution of soybean meal with fermented rice bran on growth of catfish. This research was conducted from August to November 2018 in Baros fish breeding center, Serang regency. The initial fish has an average weigh 4.48±0.03 g with stocking density of 15 fish/40 L. The fish were reared for 45 days with at satiation feeding method. This research used three treatments of subtitution (0%, 20% and 40%) and four replications. The result showed that protein retention was significantly highest (P<0.05) in 40% subtitution (25.22±0.45%), followed by 20% subtitution (23.23±0.65%) and 0% subtitution (16.36±1.03%). However not significant effects (P>0,05) on daily growth rate between 20% and 40% subtitution (0.15±0.02 g/day and 0.20±0.05 g/day respectively). The subtitution of 40% fermented rice bran showed best result on feed intake, protein retention, lipid retention and body weigh gain among other treatments. In the present study can conclude that fermented rice bran can replace up to 40% of soybean meal in catfish feeds. Keywords: Aspergillus niger, Clarias sp., fermented rice bran, growth
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan
Depositing User: Admin Eprints Untirta
Date Deposited: 08 Oct 2021 04:06
Last Modified: 08 Oct 2021 04:06
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/2387

Actions (login required)

View Item View Item