PUTRI TJANAKA, MEGAH (2019) EVALUASI PENGARUH SUMBER UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS BIMA BREBES. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
![[img]](https://eprints.untirta.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
EVALUASI PENGARUH SUMBER UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS BIMA BREBES.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Megah Putri Tjanaka. 2019. Evaluate of The Influence of Seedling Age Source on Shallot (Allium ascalonicum L.) Production of Bima Brebes Varieties. Under guidance Nurmayulis, Putra Utama, and Prasodjo Soedomo. This research was aimed to evaluate the influence of seedling age source on shallot (Allium ascalonicum L.). The experiment conduced from December 2018 to April 2019 in the Experimental Farm of Indonesian Vegetable Research Institute, Lembang, ±1250 m asl Bandung, West Java with Andosol Blackness colour soil type; pH: 5,8-6,0 (5,9), tropical hinghland of wet rainfull climate type. The design used a single factor randomized block design with six replication, to obtain the result of twenty four experimental unit. Source of seedling used a bulb (control), true shallot seed 20 days after sowing , true shallot seed 40 days after sowing, and true shallot seed 60 days after sowing. Plot size 1x3 m2 = 3m2, plant distance 20 x 15 cm, population per plot 100 plants. The result showed that the bulb (control) had the best influence. Source of seedling from bulb (control) had the best influence on height of plant (46,12 cm), number of leaves per plants (36,57 leaves), number of tillers per plants (7,62 pieces), percentage of plants survival (100%), and production includes weight of wet plants per plants (53,99 g), weight of wet bulb per plants (40,85 g), weight of dry bulb per plants (30,96 g), weight of dry bulb per plot (2,76 kg/3m2), and weight of dry bulb per hectare (7,36 ton/ha). Source of seedling from true shallot seed 60 days after sowing has best influence on length of pseudo stem (7,81 cm), and size bulb includes bulb diameter (27,22 mm), and bulb length (31,19 mm). In the highland, period of harvest from true shallot seed had a longer times more or less around 15-45 days after planting compared to the bulb (control) (69 days after planting). The result, it can be concluded that the used of the sources of seedling age from TSS need more times than bulb (control) to stopped the vegetative growth period to into stage of filling the bulb. Therefore, the development of True Shallot Seed is recommended to using mini bulbs to stopped the vegetative periode to be into the regenerated periode. Keywords: Bulb, Production, Seedling, Shallot, TSS (True Shallot Seed)
| Item Type: | Thesis (S1) | ||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
||||||||||||
| Additional Information: | Megah Putri Tjanaka. 2019. Evaluasi Pengaruh Sumber Umur Bibit Terhadap Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Bima Brebes. Dibimbing oleh Nurmayulis, Putra Utama, dan Prasodjo Soedomo. Bawang merah merupakan komoditas yang paling berpotensi untuk di kembangkan, karena selain digunakan sebagai bumbu dalam masakan, bawang merah juga dapat di jadikan bahan baku dalam industri makanan. Selain itu, di dalam umbi bawang merah terdapat sumber-sumber vitamin. Sehingga, kebutuhan bawang merah di masa mendatang akan terus meningkat. Maka dari itu, untuk meningkatkan produktivitas diperlukan teknologi alternatif dengan menggunakan sumber bibit yang tidak hanya dari umbi (vegetatif) melainkan dapat dilakukan dengan perbanyakan menggunakan biji True Shallot Seed (TSS) (generatif). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh sumber umur bibit yang tepat terhadap produksi tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) varietas Bima Brebes. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) tunggal yang terdiri dari 4 taraf, dan di ulang sebanyak 6 kali. Faktor tunggal yang digunakan adalah sumber umur bibit yang terdiri dari 4 taraf, yaitu umbi (kontrol), True Shallot Seed (TSS) 20 Hari Setelah Semai (HSS), TSS 40 HSS, dan TSS 60 HSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sumber umur bibit asal umbi (kontrol) memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan meliputi tinggi tanaman (46,12 cm), jumah daun per rumpun (36,57 cm), jumlah anakan per rumpun (7,62 anakan), dan persentase tanaman hidup 100%. Serta, berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan meliputi bobot basah tanaman per rumpun (53,99 g), bobot basah umbi per rumpun (40,85 g), bobot kering umbi per rumpun (30,96 g), bobot kering umbi per plot (2,76 kg/3m2), dan bobot kering umbi per ha (7,36 ton/ha). Sumber umur bibit asal TSS 60 HSS memberikan pengaruh terbaik terhadap panjang batang semu (7,81 cm), dan ukuran umbi meliputi diameter umbi (27,26 mm), dan panjang umbi (31,19 mm) Sumber umur bibit asal TSS memiliki waktu panen lebih lama dibandingan dengan umbi (kontrol) sekitar 15- 45 hari. | ||||||||||||
| Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) | ||||||||||||
| Divisions: | 04-Fakultas Pertanian 04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi |
||||||||||||
| Depositing User: | Admin Eprints Untirta | ||||||||||||
| Date Deposited: | 07 Oct 2021 07:51 | ||||||||||||
| Last Modified: | 07 Oct 2021 07:51 | ||||||||||||
| URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/2270 |
Actions (login required)
 |
View Item |