Chusna, Fatichatul (2023) Pengaruh Temperatur dan Penambahan Potasium Hidroksida Pada Proses Dekomposisi KOH Terhadap Ekstraksi Titanium Dioksida dari Pasir Besi Banten. S1 thesis, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Text
Skripsi.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
|
Text
Fatichatul Chusna_3334170056_01.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
Fatichatul Chusna_3334170056_02.pdf Restricted to Registered users only Download (709kB) | Request a copy |
|
Text
Fatichatul Chusna_3334170056_03.pdf Restricted to Registered users only Download (681kB) | Request a copy |
|
Text
Fatichatul Chusna_3334170056_04.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
Fatichatul Chusna_3334170056_05.pdf Restricted to Registered users only Download (188kB) | Request a copy |
|
Text
Fatichatul Chusna_3334170056_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (309kB) | Request a copy |
|
Text
Fatichatul Chusna_3334170056_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Pasir besi ilmenit merupakan salah satu sumber titanium dioksida (TiO2). Salah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya pasir besi yaitu di daerah Pandeglang, Banten. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, jumlah import titanium dioksida di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 4.230 juta ton. Untuk mengurangi jumlah import TiO2 di Indonesia dengan memanfaatkan pasir besi yang ada di Indonesia dengan mengolah menjadi TiO2. Permasalahan dalam pemanfaatan ilmenit yaitu dengan struktur mineralnya yang kompleks sehingga sulit untuk diolah. Salah satu metode alternatif yang digunakan yaitu menggabungkan proses pirometalurgi dengan metode dekomposisi menggunakan potassium hidroksida (KOH) dan proses hidrometalurgi dengan metode leaching (pelindian) asam klorida (HCl). Pada penelitian ini menggunakan bahan baku pasir besi ukuran -80+100# yang dilakukan proses dekomposisi KOH selama 60 menit dengan variasi temperatur 700oC, 850oC dan 1000oC dan variasi rasio mol ilmenit terhadap KOH 1:0, 1:1, 1:3 dan 1:5. Setelah itu dilakukan proses pelindian air untuk menghilangkan sisa KOH berlebih pada frit. Kemudian dilakukan proses pelindian asam dengan temperatur 90oC yang dilanjutkan pencucian residu menggunakan air. Setelah dilakukan proses analisa, pada rasio 1:5 dengan temperatur 700oC menghasilkan produk TiO2 dengan kadar Ti tertinggi sebesar 92,329%. Semakin tinggi rasio mol yang digunakan maka, fasa rutil yang dihasilkan semakin seragam. Namun pada temperatur 1000oC dengan rasio mol tertinggi tidak menghasilkan fasa rutil yang seragam. Kondisi paling efektif untuk melakukan ekstraksi ilmenit untuk menghasilkan persen ekstraksi yang tinggi yaitu pada temperatur 850oC dengan rasio mol 1:3 yang dapat memperoleh persen ekstraksi unsur Ti pada produk TiO2 sebesar 95,04%. Kata Kunci: Dekomposisi, Ilmenit, Pelindian, Potasium Hidroksida, dan TiO2
Item Type: | Thesis (S1) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Additional Information: | ABSTRAK Pasir besi ilmenit merupakan salah satu sumber titanium dioksida (TiO2). Salah satu daerah yang memiliki potensi sumber daya pasir besi yaitu di daerah Pandeglang, Banten. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, jumlah import titanium dioksida di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 4.230 juta ton. Untuk mengurangi jumlah import TiO2 di Indonesia dengan memanfaatkan pasir besi yang ada di Indonesia dengan mengolah menjadi TiO2. Permasalahan dalam pemanfaatan ilmenit yaitu dengan struktur mineralnya yang kompleks sehingga sulit untuk diolah. Salah satu metode alternatif yang digunakan yaitu menggabungkan proses pirometalurgi dengan metode dekomposisi menggunakan potassium hidroksida (KOH) dan proses hidrometalurgi dengan metode leaching (pelindian) asam klorida (HCl). Pada penelitian ini menggunakan bahan baku pasir besi ukuran -80+100# yang dilakukan proses dekomposisi KOH selama 60 menit dengan variasi temperatur 700oC, 850oC dan 1000oC dan variasi rasio mol ilmenit terhadap KOH 1:0, 1:1, 1:3 dan 1:5. Setelah itu dilakukan proses pelindian air untuk menghilangkan sisa KOH berlebih pada frit. Kemudian dilakukan proses pelindian asam dengan temperatur 90oC yang dilanjutkan pencucian residu menggunakan air. Setelah dilakukan proses analisa, pada rasio 1:5 dengan temperatur 700oC menghasilkan produk TiO2 dengan kadar Ti tertinggi sebesar 92,329%. Semakin tinggi rasio mol yang digunakan maka, fasa rutil yang dihasilkan semakin seragam. Namun pada temperatur 1000oC dengan rasio mol tertinggi tidak menghasilkan fasa rutil yang seragam. Kondisi paling efektif untuk melakukan ekstraksi ilmenit untuk menghasilkan persen ekstraksi yang tinggi yaitu pada temperatur 850oC dengan rasio mol 1:3 yang dapat memperoleh persen ekstraksi unsur Ti pada produk TiO2 sebesar 95,04%. Kata Kunci: Dekomposisi, Ilmenit, Pelindian, Potasium Hidroksida, dan TiO2 | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci: Dekomposisi, Ilmenit, Pelindian, Potasium Hidroksida, dan TiO2 | ||||||||||||
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy | ||||||||||||
Divisions: | 03-Fakultas Teknik 03-Fakultas Teknik > 27201-Jurusan Teknik Metalurgi |
||||||||||||
Depositing User: | Fatich Fatichatul Chusna | ||||||||||||
Date Deposited: | 27 Feb 2023 09:41 | ||||||||||||
Last Modified: | 20 Mar 2023 14:34 | ||||||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/21671 |
Actions (login required)
View Item |