Gumay Putra, Muhammad Rafli (2023) Pemilihan Material Penyaring Udara Pada Incinerator Berkapasitas 25 KG Berbasis Electrostatic Precipitator. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_Fulltext.pdf Download (4MB) |
|
Text
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_01.pdf Download (1MB) |
|
Text
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_02.pdf Download (839kB) |
|
Text
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_03.pdf Download (549kB) |
|
Text
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_04.pdf Download (802kB) |
|
Text
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_05.pdf Download (228kB) |
|
Text
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_Ref.pdf Download (608kB) |
|
Text
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_Lamp.pdf Download (2MB) |
|
Text (SKRIPSI)
Muhammad Rafli Gumay Putra_3331170071_CP.pdf Restricted to Registered users only Download (215kB) |
Abstract
Polusi udara berupa partikulat yang berada di lingkungan sekitar dapat memasuki tubuh makhluk hidup melalui saluran pernafasan, sehingga dapat menimbulkan iritasi pada fungsi pernafasan makhluk hidup. Akibat kondisi tersebut, peneliti dituntut untuk memberi inovasi pada alat yang bisa mengurangi persentase peredaran polusi udara yang terdapat pada lingkungan sekitar. Sistem ini mempunyai nilai efisiensi sebesar 99,84%, dilihat dari nilai efisiensinya, sistem ESP ini sangat baik dalam mengurangi polusi udara partikulat hasil dari pembakaran Incinerator. Maka, jenis material untuk plat ESP yang digunakan pun harus yang memiliki kualitas dan ketahanan yang baik. Material yang digunakan untuk penyaring udara sistem ESP pada penelitian ini adalah besi dan Stainless Steel 304. Pengujian yang dilakukan pada plat ada tiga, yaitu uji laju korosi, Scanning Electron Microscope (SEM), dan X-Ray Difraction (XRD) dimana material akan diukur laju korosinya dengan metode kehilangan berat dan dilihat fasa yang terbentuk dan unsur yang berubah menggunakan SEM dan XRD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui material yang sesuai untuk digunakan sebagai plat pada ESP. Pada pengujian uji laju korosi ini, baja st 37 memiliki penurunan laju korosi sebesar 66% dan Stainless Steel 304 sebesar 73%, dimana Stainless Steel 304 memiliki penurunan yang lebih besar dan lebih baik dibandingkan baja st 37. Untuk hasil Scanning Electron Microscope (SEM) EDX menunjukkan kedua spesimen sesudah dipanaskan sama-sama memiliki fasa ferit perlit namun untuk spesimen baja st 37 lebih dominan perlit, dan fasa stainless steel 304 lebih dominan ferit dan Austenit. Kemudian untuk hasil XRD, terdapat perubahan gelombang pada grafik spesimen baja st 37 dan stainless steel 304 sebelum dan sesudah dipanaskan yang kemungkinan terdapat perbedaan komposisi pada kedua spesimen yang sudah diuji.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Polusi udara berupa partikulat yang berada di lingkungan sekitar dapat memasuki tubuh makhluk hidup melalui saluran pernafasan, sehingga dapat menimbulkan iritasi pada fungsi pernafasan makhluk hidup. Akibat kondisi tersebut, peneliti dituntut untuk memberi inovasi pada alat yang bisa mengurangi persentase peredaran polusi udara yang terdapat pada lingkungan sekitar. Sistem ini mempunyai nilai efisiensi sebesar 99,84%, dilihat dari nilai efisiensinya, sistem ESP ini sangat baik dalam mengurangi polusi udara partikulat hasil dari pembakaran Incinerator. Maka, jenis material untuk plat ESP yang digunakan pun harus yang memiliki kualitas dan ketahanan yang baik. Material yang digunakan untuk penyaring udara sistem ESP pada penelitian ini adalah besi dan Stainless Steel 304. Pengujian yang dilakukan pada plat ada tiga, yaitu uji laju korosi, Scanning Electron Microscope (SEM), dan X-Ray Difraction (XRD) dimana material akan diukur laju korosinya dengan metode kehilangan berat dan dilihat fasa yang terbentuk dan unsur yang berubah menggunakan SEM dan XRD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui material yang sesuai untuk digunakan sebagai plat pada ESP. Pada pengujian uji laju korosi ini, baja st 37 memiliki penurunan laju korosi sebesar 66% dan Stainless Steel 304 sebesar 73%, dimana Stainless Steel 304 memiliki penurunan yang lebih besar dan lebih baik dibandingkan baja st 37. Untuk hasil Scanning Electron Microscope (SEM) EDX menunjukkan kedua spesimen sesudah dipanaskan sama-sama memiliki fasa ferit perlit namun untuk spesimen baja st 37 lebih dominan perlit, dan fasa stainless steel 304 lebih dominan ferit dan Austenit. Kemudian untuk hasil XRD, terdapat perubahan gelombang pada grafik spesimen baja st 37 dan stainless steel 304 sebelum dan sesudah dipanaskan yang kemungkinan terdapat perbedaan komposisi pada kedua spesimen yang sudah diuji. | |||||||||
Subjects: | T Technology > T Technology (General) T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery |
|||||||||
Divisions: | 03-Fakultas Teknik 03-Fakultas Teknik > 21201-Jurusan Teknik Mesin |
|||||||||
Depositing User: | Mr Muhammad Rafli Gumay Putra | |||||||||
Date Deposited: | 07 Feb 2023 08:21 | |||||||||
Last Modified: | 07 Feb 2023 08:21 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/21238 |
Actions (login required)
View Item |