Adeliana, Tazkia Nuraviari and Martino, Bimo (2023) EKSTRAKSI KITIN DARI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN ULTRASONIKATOR DAN MICROWAVE. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_Fulltext.pdf Download (3MB) |
|
Text
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_CP.pdf Download (12MB) |
|
Text
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_01.pdf Download (1MB) |
|
Text
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_02.pdf Download (328kB) |
|
Text
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_03.pdf Download (445kB) |
|
Text
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_04.pdf Download (924kB) |
|
Text
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_05.pdf Download (11kB) |
|
Text
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_Ref.pdf Download (252kB) |
|
Text (SKRIPSI)
Tazkia Nuraviari Adeliana_3335170099_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Aquatic and terrestrial natural resources can be utilised in Indonesia to generate income due to the nation's tremendous biodiversity. Take the utilization of chitin-containing fungus as an example. Chitin may be difficult to dissolve in water and some organic solvents. It can be used as edible plastic food and has little chemical reactivity. It is hydrophobic. Deproteination and demineralization stages of the process are carried out with the assistance of hotplates, microwaves, and sonicators using 2% (w/v) and 3.5% (w/v) NaOH at temperatures of 50°C, 60°C, 70°C, and 80°C. Regarding the yield of chitin content in a microwave at 80°C and the value of chitin content produced by the Kjedhal method with a high chitin content and 2% NaOH (w/v) in a sonicator at 80°C, respectively, those values are 7.004% and 7.105%. As opposed to the high chitin content with 3.5% (w/v) NaOH in the sonicator at 80°C, which was 6.902%, and the microwave at 80°C, which was 6.80%, To demonstrate the existence of chitin compounds using an FT-IR spectrophotometer and a SEM at magnifications of 2,500x, 5,000x, and 10,000x.
Item Type: | Thesis (S1) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Additional Information: | Sebagai negara dengan biodiversitas yang tinggi, Sumber daya alam akuatik dan terestrial dapat digunakan untuk menghasilkan uang di Indonesia. Sebagai contoh, pemanfaatan dari fungi yang didalamnya mengandung zat kitin. Air dan beberapa pelarut organik mungkin tidak mudah melarutkan kitin. Ini bersifat hidrofobik dan memiliki reaktivitas kimia yang rendah, dan salah satu kegunaannya adalah sebagai makanan plastik yang dapat dimakan. Tahapan prosesnya yakni tahap deproteinasi dan demineralisasi yang dibantu hotplate, microwave dan sonikator dengan pelarut NaOH 2% (w/v) dan NaOH 3,5% (w/v) pada suhu 50ºC, 60ºC ,70ºC dan 80ºC. Adapun untuk nilai kadar kitin diperoleh dengan metode kjedhal dengan hasil kadar kitin tinggi dengan NaOH 2%(w/v) pada alat sonikator dengan suhu 80ºC yaitu 7,004% dan hasil kadar kitin alat microwave dengan suhu 80ºC yaitu 7,105%. Sedangkan hasil kadar kitin tinggi dengan NaOH 3,5%(w/v) pada alat sonikator dengan suhu 80ºC yaitu 6,902% dan hasil kadar kitin alat microwave dengan suhu 80ºC yaitu 6,80%. Untuk membutktikan terdapat senyawa kitin dengan Spektrofotometer FT-IR serta dengan SEM pada perbesaran 2.500x, 5.000x dan 10.000x. | ||||||
Subjects: | Q Science > QD Chemistry Q Science > QK Botany Q Science > QR Microbiology |
||||||
Divisions: | 03-Fakultas Teknik 03-Fakultas Teknik > 24201-Jurusan Teknik Kimia |
||||||
Depositing User: | mrs Tazkia Nuraviari Adeliana | ||||||
Date Deposited: | 01 Feb 2023 13:42 | ||||||
Last Modified: | 01 Feb 2023 13:42 | ||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/20702 |
Actions (login required)
View Item |