Nafi, Muhamad Rizky (2023) GERAKAN MASYARAKAT ADAT CIPINANG, DESA GRIMUKTI DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH ULAYAT. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text
Muhamad Rizky Nafi_6670180058_CP.pdf Restricted to Registered users only Download (33kB) |
|
Text
MUMAHAD RIZKY NAFI_6670180058_02.pdf Restricted to Registered users only Download (212kB) |
|
Text
MUMAHAD RIZKY NAFI_6670180058.03.pdf Restricted to Registered users only Download (91kB) |
|
Text
MUMAHAD RIZKY NAFI_6670180058.04.pdf Restricted to Registered users only Download (422kB) |
|
Text
MUMAHAD RIZKY NAFI_6670180058.05.pdf Restricted to Registered users only Download (34kB) |
|
Text
MUMAHAD RIZKY NAFI_6670180058_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (73kB) |
|
Text
MUMAHAD RIZKY NAFI_6670180058_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (173kB) |
|
Text
MUHAMAD RIZKY NAFI_6670180058_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
MUHAMAD RIZKY NAFI_6670180058_01.pdf Restricted to Registered users only Download (482kB) |
Abstract
ABSTRACT Muhammad Rizky Nafi. NIM. 6670180058. Cipinang Indigenous Peoples Movement, Grimukti Village in Defending Communal Land. Advisor: Shanty Kartika Dewi, M.Sc. Government Science Study Program. Faculty of Social Science and Political Science. Sultan Ageng Tirtayasa University. This research is motivated by the indigenous people of Cipinang Kasepuhan who are faced with the problem of “tanah ulayat” and the problem of land tenure status between the community and Perhutani. This study tries to examine the social movements carried out by indigenous peoples in ulayat land. The theory used in this study uses a theoretical review from Tarrow. The method used in this research is descriptive qualitative. The results showed that the movement carried out by the indigenous people of Kasepuhan Cipinang was a response to arbitrary actions or did not involve indigenous peoples. Specifically, the resistance emerged in the early 2000s, when the divisions of West Java and Banten took place. The expansion of the area is accompanied by bleaching or land measurement for territorial boundaries. The resistance carried out by the indigenous people of Kasepuhan Cipinang in some cases used advocacy strategies, low profile strategies and common purpose. This is based on the fact that the indigenous people of Kasepuhan Cipinang have advocated to the local government several times, although the results have been to no avail. The initial goal of the movement carried out by the indigenous Cipinang community was land legality. However, over time and the efforts made to obtain land legality are difficult to achieve, there is a shift in the goals to be achieved. The main objective that is the focus of the current movement is legal recognition for managing/cultivating land claimed by Perhutani. Keywords: Indigenous People, Social Movement, Advocacy
Item Type: | Thesis (S1) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||
Additional Information: | ASBTRAK Muhamad Rizky Nafi. NIM. 6670180058. Gerakan Masyarakat Adat Cipinang, Desa Grimukti Dalam Mempertahankan Tanah Ulayat. Pembimbing: Shanty Kartika Dewi, M.Si. Program Studi Ilmu Pemerintahan. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Masyarakat adat kasepuhan Cipinang yang dihadapkan pada persoalan tanah ulayat (Tanah Adat) dan Adanya persoalan status penguasaan tanah antara masyarakat dengan pihak Perhutani. Penelitian ini mencoba mengkaji gerakan sosial yang dilakukan oleh masyarakat adat dalam tanah ulayat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tinjauan teoritis dari Tarrow. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerakan yang dilakukan oleh masyarakat adat Kasepuhan Cipinang merupakan sebuah respon atas tindakan yang sewenang-wenang atau tidak melibatkan masyarakat adat. Secara spesifik perlawanan tersebut muncul pada awal tahun 2000-an di mana terjadi pemekaran Jawa Barat dan Banten. Pemekaran wilayah tersebut di iringi dengan adanya pemutihan atau pengukuran tanah untuk batas-batas wilayah. Perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat adat Kasepuhan Cipinang dalam beberapa persoalannya mereka menggunakan strategi advokasi, low profile strategi dan common purpose. Hal tersebut berdasarkan fakta bahwa masyarakat adat Kasepuhan Cipinang beberapa kali melakukan advokasi kepada pemerintah daerah meskipun hasilnya nihil. Tujuan awal dari gerakan yang dilakukan oleh masyarakat adat Cipinang adalah legalitas tanah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan legalitas tanah sulit dicapai maka ada pergeseran tujuan yang hendak dicapai. Tujuan utama yang menjadi fokus dari gerakan yang dilakukan saat ini adalah pengakuan hukum untuk mengelola/menggarap tanah yang di klaim oleh pihak perhutani. Kata Kunci: Masyarakat Adat, Gerakan Sosial, Advokasi | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Keywords: Indigenous People, Social Movement, Advocacy Kata Kunci: Masyarakat Adat, Gerakan Sosial, Advokasi | ||||||
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform |
||||||
Divisions: | 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > 65201-Program Studi Ilmu Pemerintahan |
||||||
Depositing User: | Mr Muhammad Rizky Nafi | ||||||
Date Deposited: | 24 May 2023 13:41 | ||||||
Last Modified: | 24 May 2023 13:41 | ||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/19498 |
Actions (login required)
View Item |