Rama Indera Kusuma (2020) PEMANFAATAN LIMBAH BATUBARA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK. EC00202022511.

Text (SURAT PENCATATAN CIPTAAN) 6 Binder sertifikat_EC00202022511(2).pdf - Published Version Download (2MB)

Abstract

Dalam rekayasa sipil tanah memiliki fungsi yang sangat penting, dalam konstruksi,timbunan, tanggul bendungan atau pondasi. Namun tidak semua tanah memiliki sifat-sifat teknis yang memadai.Untuk memeperbaiki sifat-sifat tanah dan karakteristiknya memperbaikinya dapat di lakukan dengan bermacam-macam metoda sesuai dengan jenis dan karakteristik tanah yang akan diperbaiki.Metode yang akan digunakan dalam perkuatan tanah adalah dengan cara menggunakan pencampuran abuterbang dengan tanah lempung lunak untuk 2 lokasi penelitian (Munjul dan Cikeusik) .Hasil pengujian untuk tanah Cikeusik pada uji batas cair (LL) =50%, batas plastis (PL)= 40,66%, lolos saringan no 200 sebesar 64,29%. Sedangkan untuk tanah Munjul dari hasil pengujian batas cair (LL)=36,5%, batas plastis (PL) = 26,79 %, lolos saringan no 200 sebesar 75,33%. Dari hasil pengujian tanah Cikeusik memiliki sifat OH dan MH yaitu tanah lempung atau lanau organik yang memiliki plastisitas tinggi. Sedangkan tanah Munjul memiliki sifat (ML:OL). Pengujian pemadatan tanah untuk tanah Cikeusik didapatkan kadar air optimum (wopt) = 32,6% dan tanah Munjul nilai kadar air optimum (wopt) = 29%.Dari hasil pengujian awal tersebut dilanjutkan pembuatan sampel dari pencampuran tanah, abuterbang dan air . Penggunaan abuterbang akan diuji dengan menggunakan uji kuat tekan bebas (UCS) dimana hasilnya akan diketahui tingkat kekuatan tanah dasarnya.Variasi abuterbang yang akan digunakan ialah 0%,10%,15%,20%, dan 25%, dengan waktu pemeraman(curing) 0,7,14,21,dan28 hari. Hasil yang terbaik didapatkan pada campuran fly ash 15% baik tanah munjul (3,5 Kg/Cm2) maupun tanah Cikeusik (7 Kg/Cm2). Kata kunci : Abuterbang, UCS, curing , daya dukung tanah

Actions (login required)

View Item