Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

KEBIJAKAN PEMERINTAH CHINA DALAM MENGGUNAKAN PANDA SEBAGAI INSTRUMEN SOFT DIPLOMACY DALAM HUBUNGAN INDONESIA-CHINA DITINJAU DARI CONVENTION ON INTERNATIONAL TRADE IN ENDANGERED SPECIES OF WILD FAUNA AND FLORA (CITES) 1975

Handayani, Meri (2019) KEBIJAKAN PEMERINTAH CHINA DALAM MENGGUNAKAN PANDA SEBAGAI INSTRUMEN SOFT DIPLOMACY DALAM HUBUNGAN INDONESIA-CHINA DITINJAU DARI CONVENTION ON INTERNATIONAL TRADE IN ENDANGERED SPECIES OF WILD FAUNA AND FLORA (CITES) 1975. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
KEBIJAKAN PEMERINTAH CHINA DALAM MENGGUNAKAN PANDA SEBAGAI INSTRUMEN SOFT DIPLOMACY DALAM HUBUNGAN INDONESIA-CHINA DITINJAU DARI CONVENTION ON INTERNASIONAL.PDF
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Diplomacy is one of the agendas that must be carried out by a country to achieve national interests and the interests of its citizens. After World War I along with the development of time, several major changes occurred in the ways and means of diplomacy. One of them is soft diplomacy that is carried out through attractions, including economic, cultural, foreign, social and cultural values that are not bound by elements of coercion. The intended coercion is more directed at military force, embargo or criticism. One of country that is known to often put forward the idea of soft power diplomacy in international relations is China. One of the soft power diplomacy used by China to Indonesia is panda diplomacy. Panda is an animal species that is under the supervision of the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) and is an Appendix I species, which is an endangered animal, in which the animal is prohibited from trading in all forms. The problems of this research is first, how the CITES arrangements for using Chinese panda as a soft diplomacy instruments and second, what is the influence of soft diplomacy by China on Indonesia in Indonesia-China relations. supporting methods that are viewed from their nature are descriptive, the type of data used is secondary data which includes primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials. Data collection techniques used are literature studies and surveys in the field. The results of this study are China's panda diplomacy which is an exception to the trade conditions of endangered species. This is regulated in article III paragraph 2 CITES and CITES attachment Number 932 concerning the borrowing of Chinese pandas. If you see the essence of diplomatic means a trust and coordination, then making panda an instrument of diplomacy can be interpreted politically that China has been open and has full trust in building good relations and a positive image with Indonesia. Keywords: Soft Power Diplomacy, Diplomacy, CITES, Chinese Panda Diplomacy.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
TeacherDanial, DanialUNSPECIFIED
TeacherNana Jumena, MasUNSPECIFIED
Additional Information: Diplomasi merupakan salah satu agenda yang wajib dilakukan suatu negara demi mencapai kepentingan nasional dan kepentingan warga negaranya. Setelah Perang Dunia I seiring dengan perkembangan waktu, beberapa perubahan besar terjadi pada cara-cara dan sarana diplomasi. Salah satunya yakni soft diplomacy yang dilakukan melalui atraksi, termasuk ekonomi, kebudayaan, nilai kebijakan luar negeri, sosial maupun budaya yang tidak terikat dengan unsur pemaksaan. Pemaksaan yang dimaksud lebih mengarah pada kekuatan militer, embargo atau kecaman. Salah satu negara yang dikenal kerap mengedepankan ide soft power diplomacy dalam hubungan internasionalnya adalah China. Salah satu soft power diplomacy yang digunakan oleh China kepada Indonesia adalah diplomasi panda. Panda merupakan spesies hewan yang berada dalam pengawasan Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) dan merupakan hewan bergolongan Appendiks I, yaitu hewan yang terancam punah, di mana hewan tersebut dilarang perdagangannya dalam segala bentuk. Masalah dari penelitian ini adalah pertama, bagaimana pengaturan CITES terhadap kebijakan China dalam menggunakan panda sebagai instrumen soft diplomacy dan kedua, apa pengaruh soft diplomacy yang dilakukan oleh China terhadap Indonesia dalam hubungan Indonesia-China Penelitian ini termasuk jenis penelitian yuridis normatif sebagai metode utama dan yuridis empiris sebagai metode pendukung yang ditinjau dari sifatnya yaitu deskriptif, jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka dan survei di lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah diplomasi panda China ini merupakan pengecualian dari ketentuan perdagangan spesies yang terancam punah. Hal ini diatur dalam pasal III ayat 2 CITES serta lampiran CITES Nomor 932 tentang peminjaman panda China. Apabila melihat esensi dari diplomatik yang berarti sebuah kepercayaan dan koordinasi, maka menjadikan panda sebagai instrumen diplomasi dapat dimaknai secara politik bahwa China telah terbuka dan memiliki kepercayaan secara penuh untuk membangun hubungan baik dan citra positif dengan Indonesia. Kata kunci: Soft Power Diplomacy, Diplomasi, CITES, Diplomasi Panda China.
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: 01-Fakultas Hukum
01-Fakultas Hukum > 74201-Program Studi Ilmu Hukum
Depositing User: Admin Eprints Untirta
Date Deposited: 29 Sep 2021 07:48
Last Modified: 29 Sep 2021 11:30
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/1708

Actions (login required)

View Item View Item