Magfira Maulani, Nabila (2022) PERUBAHAN BUDAYA KOMUNIKASI MAHASISWA ASAL PAPUA DI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

	Text COVER.pdf Restricted to Registered users only Download (412kB)
	Text BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (419kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (515kB)
	Text BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (348kB)
	Text BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (658kB)
	Text BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (181kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (177kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (470kB)

Abstract

Papua merupakan salah satu etnis yang memiliki identitas budaya yang kuat yang memiliki semangat yang tinggi untuk maju terutama di bidang pendidikan. Penelitian ini dilakukan pada kelompok mahasiswa etnis Papua sebagai salah satu kelompok etnis minoritas di kalangan mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan tujuan untuk mengetahui 1) proses perubahan budaya komunikasi yang terjadi pada mahasiswa asal Papua di Untirta, 2) pemaknaan mahasiswa asal Papua di Untirta pada perubahan budaya komunikasi yang terjadi pada dirinya dan 3) hambatan yang dialami mahasiswa asal Papua di Untirta dalam proses perubahan budaya komunikasi. Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh George Herbert Mead (1934) dengan tiga pokok bahasan yaitu self, mind, society. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara sebagai instrument utama. Informan penelitian ditentukan sebanyak 6 orang terdiri dari 4 orang key informan dan 2 orang second informan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan: 1) Mahasiswa asal Papua mengakui adanya perbedaan budaya antara budaya mereka di Papua dengan budaya orang-orang di Kota Serang. Perbedaan yang nampak adalah dalam hal bahasa, gaya berbicara, logat dan aksen, makanan serta budaya berbagi, 2) Mahasiswa asal Papua secara umum memiliki pemaknaan yang cukup baik dalam menyikapi perbedaan serta persamaan budaya yang ada diantara mereka dengan mahasiswa pribumi non-Papua di Untirta. Hal ini tergambar dari kesadaran diri yang positif, sikap terbuka terhadap perbedaan, pengetahuan terkait budaya pribumi yang mencukupi, motivasi berteman dengan mahasiswa non�Papua, penyesuaian terkait perilaku kepantasan guna menjalin hubungan yang efektif, serta persamaan budaya yang juga turut membantu dalam proses adaptasi, 3) Hambatan antarbudaya yang dialami mahasiswa asal Papua selama proses adaptasi yang terbesar lingkungan sosial serta fisiologis yang pada akhirnya berdampak pada psikologis subjek. Hambatan sosial adalah lingkungan sosial dalam lingkungan kelas yang dirasakan mahasiswa asal Papua pada awalnya sulit untuk di ikuti. Lingkungan sosial yang tidak mendukung menjadi penghambat dan membuat mahasiswa asal Papua merasa tidak nyaman karena adanya perbedaan yang dimiliki

Item Type:	Thesis (S1)
Contributors:	Contribution Contributors NIP/NIM Thesis advisor Afrilla Framanik, Naniek 197704032003122001 Thesis advisor Burhanuddin, Burhanuddin 197504052008121001
Additional Information:	Papua is an ethnic group that has a strong cultural identity and has a high enthusiasm for progress, especially in the field of education. This research was conducted on a group of Papuan ethnic students as one of the minority ethnic groups among students at the Sultan Ageng Tirtayasa University with the aim of knowing 1) the process of changing the communication culture that occurred in students from Papua in Untirta, 2) the meaning of students from Papua in Untirta on changes. the communication culture that happened to him and 3) the obstacles experienced by students from Papua at Untirta in the process of changing the communication culture. This research uses symbolic interactionism theory proposed by George Herbert Mead (1934) with three subjects, namely self, mind, society. The research method used a qualitative approach with interviews as the main instrument. The research informants were determined to be 6 people consisting of 4 key informants and 2 second informants. Based on the research results, the following conclusions were obtained: 1) Students from Papua admit that there are cultural differences between their culture in Papua and the culture of the people in Serang City. The visible differences are in terms of language, speaking style, accent and accent, food and culture of sharing, 2) Students from Papua generally have a fairly good meaning in responding to cultural differences and similarities that exist between them and non-Papuan native students in Untirta.. This is reflected in a positive self�awareness, open attitude to differences, sufficient knowledge of indigenous cultures, motivation to make friends with non-Papuan students, adjustments related to appropriate behavior in order to establish effective relationships, and cultural equality which also helps in the adaptation process. 3) Intercultural barriers experienced by students from Papua during the greatest adaptation process of the social and physiological environment which in turn have an impact on the subject's psychological. Social barriers are the social environment in the classroom environment that Papuan students feel at first is difficult to follow. The unsupportive social environment becomes a barrier and makes Papuan students feel uncomfortable because of their differences. Keywords: Symbolic Interactionism Theory, Cultural Change, Ethnic Papuans
Uncontrolled Keywords:	Kata kunci: Teori Interaksionisme Simbolik, Perubahan Budaya, Etnis Papua
Subjects:	Communication > Communication (General)
Divisions:	06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > 70201-Program Studi Ilmu Komunikasi
Depositing User:	Perpustakaan Pusat
Date Deposited:	27 Jul 2022 14:08
Last Modified:	27 Jul 2022 14:08
URI:	http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/14839

Actions (login required)

View Item