ASMORO, PANJI (2020) TINJAUAN PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA SODOMI ANAK DARI PERSPEKTIF VICTIMOLOGI. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text
COVER.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (671kB) |
|
Text
BAB II.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (741kB) |
|
Text
BAB III.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (669kB) |
|
Text
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (695kB) |
|
Text
BAB V.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (484kB) |
|
Text
DAFTAR PUSAKA.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (627kB) |
Abstract
Sodomi adalah istilah hukum yang digunakan untuk merujuk kepada tindakan seks "tidak alami", yang bergantung pada yuridiksinya dapat terdiri atas seks oral, seks anal atau semua bentuk pertemuan organ non -kelamin dengan alat kelamin, baik dilakukan secara heteroseksual, homoseksual, atau antara manusia dan hewan. Istilah ini berasal dari bahasa latin “peccatum Sodomiticum” atau "Dosa kaum Sodom” . Kekerasan seksual terhadap anak masih jadi kasus terbanyak yang ditangani Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Banten. Dari 30 laporan dari Januari 2018, 53 persennya adalah kekerasan seksual. Diantara 30 kasus, sekitar 53 persen adalah kekerasan seksual. Ini yang pelakunya adalah orang terdekat. Misalkan keluarga korban dan termasuk pelaku ada ayang kandung dan ayah tiri. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode yuridis empiris dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah data sekunder dengan menggunakan pendekatan deskriptif analisis, teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah melalui studi kepustakaan ditambah dengan wawancara. Analisis data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif. Berdasarkan penelitian ini diperoleh Pelaku melakukan sodomi karena pertama, adanya dorongan seksual yang tidak terkontrol, dorongan seksual ini muncul karena merasa suntuk atau bosan. Munculnya perasaan suntuk karena banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan kegiatan yang bermanfaat. Kedua, tidak memiliki hubungan intim dengan orang lain atau dengan kata lain tidak memiliki sahabat. Ketiga, kebiasaan minum minuman keras atau alkohol. Keempat, pengetahuan dan pengamalan agama yang kurang dan perlindungan terhadap korban kejahatan, adanya upaya preventif maupun represif yang dilakukan, baik oleh masyarakat maupun pemerintah (melalui aparat penegak hukumnya), seperti pemberian perlindungan/ pengawasan dari berbagai ancaman yang dapat membahayakan nyawa korban, pemberian bantuan medis, maupun hukum secara memadai, proses pemeriksaan dan peradilan yang fair terhadap pelaku kejahatan, pada dasarnya merupakan salah satu perwujudan dari perlindungan hak asasi manusia serta instrumen penyeimbang.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Sodomy is a legal term used to refer to "unnatural" acts of sex, which depending on the jurisdiction can consist of oral sex, anal sex or any form of non-sexual organ encounter with the genitals, whether carried out heterosexually, homosexually, or between humans. and animals. This term comes from the Latin “peccatum Sodomiticum” or “Sin of the Sodomites.” Sexual violence against children remains the most common case handled by the Banten Child Protection Agency (LPA). Of the 30 reports from January 2018, 53 percent were sexual violence. of cases, about 53 percent were sexual violence. This was the perpetrator was the closest person. For example, the victim's family and including the perpetrator are biological and stepfather. The research method used in the preparation of this thesis uses an empirical juridical method. The research approach used is secondary data using a descriptive analysis approach, the data collection technique used by the author in this study is through literature study coupled with interviews. The data analysis used is a qualitative approach. Based on this research, it was found that the perpetrator committed sodomy because first, there was an uncontrolled sexual urge, this sexual urge arose because he felt tired or bored. The emergence of feeling too late because of the large amount of free time that is not used with useful activities. Second, do not have intimate relationships with other people or in other words do not have friends. Third, the habit of drinking alcohol or alcohol. Fourth, lack of knowledge and practice of religion and protection of victims of crime, the existence of preventive and repressive measures carried out, both by the community and the government (through law enforcement officials), such as providing protection / supervision from various threats that can endanger victims' lives, providing assistance adequate medical, as well as legal, process of examination and fair trial of criminals, is basically one of the manifestations of the protection of human rights as well as a balancing instrument . | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci :Sodomi, Anak, Keywords: Sodomy, Children, Doer | |||||||||
Subjects: | K Law > K Law (General) | |||||||||
Divisions: | 01-Fakultas Hukum | |||||||||
Depositing User: | Perpustakaan Pusat | |||||||||
Date Deposited: | 25 Jul 2022 14:35 | |||||||||
Last Modified: | 25 Jul 2022 14:35 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/14755 |
Actions (login required)
View Item |