Fuad, Anis and Nugroho, Kandung Sapto (2017) TINGKAT KETERPILIHAN KLAN POLITIK KELUARGA RATU ATUT CHOSIYAH DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014. Jurnal Administrasi Publik Volume 8, Nomor 1, Juni 2017, 8 (1). pp. 1-102. ISSN ISSN 2087 – 8923. e-ISSN 2549-9319
|
Text (Jurnal Administrasi Publik UNTIRTA Volume 8, Nomor 1, Juni 2017, hlm. 1-102)
01.pdf - Published Version Download (492kB) | Preview |
Abstract
Provinsi Banten yang berdiri melalui disahkannya Undang-undang Nomor 32 pada tanggal 4 Oktober tahun 2000. Menjelang ulang tahun yang ke-13 perpolitikan di Provinsi Banten diguncang dengan ditangkapnya Tubagus Chaeri Wardana (TCW) yang juga adik kandung dari Ratu Atut Chosiyah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sebuah operasi tangkap tangan yang kemudian ditahannya Ratu Atut Chosiyah dalam kasus suap Pemilukada Kabupaten Lebak 2013. Pelaksanaan pemilihan umum legislative akan menjadi ujian pertama atas guncangan yang dialami oleh Klan Politik Keluarga Ratu Atut Chosiyah. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan adanya guncangan pada Klan Politik Keluarga Ratu Atut Chosiyah maka tingkat keterpilihan anggota keluarga Atut Chosiyah dalam pemilihan umum legislatif tahun 2014 menjadi rendah. Dugaan para pengamat politik mengenai kejatuhan klan politik keluarga RAC pasca ditangkapnya RAC dan TCW oleh KPK terbukti tidak menemui kenyataan. Pemilu Legislatif 2014 ini benar menjadi ajang pembuktian pada khalayak bahwa Klan Politik Keluarga Atut tidak habis dan tetap berdiri kokoh. Masayarakat masih mempercayakan hak politiknya disalurkan oleh para anggota klan Politik keluarga RAC. Dengan demikian anggota keluaga RAC sudah memiliki kstabilan dan eksistensi politik dimata mayarakat Banten. Klan Politik RAC yang diistilahkan oleh banyak pengamat sebagai Dinasti Politik ini ternyata sudah menjadi sistem yang dapat memperbaiki dirinya sendiri walaupun beberapa elemennya mengalami masalah. Memiliki sistem regenerasi yang baik dimana anggota keluarga lainnya dapat meneruskan klan politiknya di Banten. Kesimpulan terkait tingkat keterpilihan anggota klan politik keluarga inti RAC dalam Pemilu Legislatif 2014 di dapilnya masing-masing yakni (1) H. Andika Hazrumy memiliki tingkat keterpilihan sangat tinggi, (2) Hj. Ade Rossi Khoerunnisa memiliki tingkat keterpilihan tinggi, (3) Andiara Aprilia Hikmat memiliki tingkat keterpilihan sangat tinggi, (4) Tanto Warsono Arban memilik tingkat keterpilihan sangat tinggi, dan (5) H. Aden Abdul Kholiq memiliki tingkat keterpilihan sangat rendah. Oleh karena itu sebaiknya semua stakeholder demokrasi di Provinsi Banten haruslah semakin partisipatif dan semakin peduli politik, dan menggerakkan elemen-elemen demokrasi seperti, partai politik, kelompok kepentingan, akademisi, press, NGO untuk menjadi watchdog demokrasi di Banten, agar klan politik Atut Chosiyah yang kembali bercokol kuat di Banten tidak melanggaran norma dan kaidah hukum yang berlaku di Indonesia.
Item Type: | Article |
---|---|
Additional Information: | Banten Province which stood by the passing of Law No. 32 on October 4, 2000. Ahead of the 13th anniversary of politics in Banten province was shaken by the arrest of Tubagus Chaeri Wardana (TCW) who is also the younger brother of Ratu Atut Chosiyah by the Corruption Eradication Commission (KPK) in a hand-catching operation which then detained Ratu Atut Chosiyah in the bribery case Pemilukada Lebak Regency 2013. The implementation of legislative elections will be the first test of the shock experienced by the Family Politics Clan Ratu Atut Chosiyah. This research uses quantitative approach method. Hypothesis in this research is with the shocks on Family Clan Ratu Atut Chosiyah then the level of election of family member Atut Chosiyah in legislative election year 2014 become low. Allegations of political observers about the fall of the RAC family's political clan after the arrest of RAC and TCW by the KPK proved to have no realities. Legislative Election 2014 is true to prove to the audience that the Atut family political clan is not exhausted and still stands firmly. The people still trust their political rights to be channeled by members of the RAC Family Clans. Thus members of RAC family already have the stability and political existence in the eyes of the people of Banten. The RAC Political Clan termed by many observers as the Political Dynasty has turned out to be a self-repairing system even though some elements have problems. Have a good regeneration system where other family members can continue their political clan in Banten. Conclusions regarding the election level of members of the RAC core family clan in 2014 Legislative Election in their respective districts (1) H. Andika Hazrumy has a very high degree of election, (2) Hj. Ade Rossi Khoerunnisa has a high degree of election, (3) Andiara Aprilia Hikmat has a very high degree of election, (4) Tanto Warsono Arban has a very high degree of election, and (5) H. Aden Abdul Kholiq has a very low level of election. Therefore, all stakeholders of democracy in Banten Province should be more participative and more concerned about politics, and mobilize elements of democracy such as political parties, interest groups, academics, press, NGOs to become watchdogs of democracy in Banten, so that Atut Chosiyah political clan re-entrenched strongly in Banten does not violate the norms and rules of law applicable in Indonesia. Kata Kunci : Keterpilihan, Klan Atut Chosiyah |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Divisions: | 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 06-Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > 63201-Program Studi Administrasi Publik |
Depositing User: | Admin Eprints Untirta |
Date Deposited: | 08 May 2019 02:48 |
Last Modified: | 08 May 2019 02:48 |
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/1356 |
Actions (login required)
View Item |