Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

UKURAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) MATANG GONAD DI DESA LONTAR KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

HADI, MUSTAWA (2015) UKURAN KEPITING BAKAU (Scylla serrata) MATANG GONAD DI DESA LONTAR KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
UKURAN KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) MATANG GONAD DI DESA LONTAR KECAMATAN TIRTAYASA KABUPATEN .PDF - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Mud Crab (Scylla serrata) is one of the coastal fisheries product which is mostly interested by the people because its delicious taste and also contains high protein, especially the mature crabs. The aims of this research are to analyze the level of mud crab maturity and to determine a legal size for fishing activities. Collection was condueted on 12th April – 11th May 2014. Data using experimental fishing method the collabsible traps have covered by PE multifilament, mesh size 2.5 cm, with size 42x28x17 cm. The funnel opening at outside is 17 cm while inside is 1.5 cm and if it is distanced, it can be width 6 cm. The funnel angle is 20° and funnel length is 15.5 cm. The number of males mud crabs about 50.63% and females 49.37%. The level of males mud crab maturity is mostly level I there are 40.00%, while for females 61.54%. The legal size for males mud crab has carapace width >113 mm, carapace length >76 mm and weight >320 g, while for females has carapace width >123 mm, carapace length >82 mm and weight >310 g.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorIrnawati, Ririn198309112009122005
Thesis advisorSusanto, Adi198309202010121004
Additional Information: Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu hasil perikanan pantai yang banyak disenangi masyarakat karena rasa dagingnya yang enak, terutama yang sedang bertelur serta kandungan proteinnya tinggi. Harga kepiting bakau relatif tinggi dan bervariasi menurut tempat dan permintaan masyarakat. Penangkapan kepiting bakau umumnya dilakukan menggunakan berbagai jenis alat tangkap, salah satunya adalah bubu lipat. Bubu lipat merupakan alat tangkap yang berbentuk perangkap yang dapat dilipat sehingga mudah disimpan pada saat tidak dipakai dalam operasi penangkapan. Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat kematangan gonad kepiting bakau (Scylla serrata) hasil tangkapan nelayan dan menentukan ukuran kepiting bakau layak tangkap di Desa Lontar. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental fishing dengan mengikuti seluruh kegiatan nelayan yang melakukan penangkapan kepiting bakau dengan alat tangkap bubu lipat selama 30 hari berturut-turut. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan nelayan secara langsung pada 12 April - 11 Mei 2014. Analisis deskriptif dilakukan terhadap unit penangkapan bubu lipat, metode pengoperasian bubu lipat dan tingkat kematangan gonad. Bubu lipat adalah alat tangkap pasif yang berbentuk seperti balok yang berongga dibentuk oleh rangka besi bediameter 0,35 cm yang diselimuti dengan jaring PE multifilament, mesh size 2,5 cm, dengan dimensi bubu (pxlxt) 42x28x17 cm. Terdapat mulut bubu di bagian sisi kanan dan kiri, bukaan mulut paling luar berukuran 17 cm sedangkan di bagian dalam 1,5 cm dan jika direntangkan bisa mencapai 6 cm. Sudut kemiringan mulut bubu bagian atas 30° dan sudut kemiringan bawah 20°. Panjang lintasan atas 18,5 cm dan panjang lintasan bawah 15,5 cm. Konstruksi bubu lipat terdiri atas mulut bubu (funnel), pintu, tempat umpan, rangka bubu, badan bubu dan perlengkapan tambahan yang digunakan untuk proses pengoperasian yaitu tali utama, tali cabang dan pelampung tanda. Metode pengoperasian bubu lipat terdiri atas lima tahap yaitu persiapan, penentuan daerah penangkapan (fishing ground), pemasangan bubu lipat (setting), perendaman bubu lipat (soaking) dan pengangkatan bubu lipat (hauling). Pengoperasian bubu lipat dilakukan dengan dua kali setting dan dua kali hauling setiap harinya. Setting pertama dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB dengan waktu perendaman berkisar lima jam, dilanjutkan dengan hauling sekitar pukul 16.00 WIB. Setting kedua langsung dilakukan setelah proses hauling selesai. Waktu perendaman tahap kedua ini mencapai 13 jam. Hauling dilakukan pada esok hari pada pukul 05.00 WIB. Hasil tangkapan kepiting bakau sebanyak 79 ekor, terdiri atas 40 ekor jantan dan 39 ekor betina. Kepiting bakau jantan terbagi menjadi 16 ekor TKG I, 15 ekor TKG II, lima ekor TKG III dan empat ekor TKG IV. Kepiting betina terdiri atas 24 ekor TKG I, lima ekor TKG II, lima ekor TKG III, empat ekor TKG IV dan satu ekor TKG V. Ukuran TKG 4 untuk kepiting bakau jantan diperoleh pada selang lebar karapas 109-117 mm, panjang karapas pada selang 72-78 mm, beratdimulai dari selang 318-379 g. Ukuran TKG 5 untuk kepiting bakau betina diperoleh pada selang lebar karapas 118-126 mm, panjang karapas pada selang 79-85 mm dan berat antara 256-317 g. Kepiting bakau layak tangkap untuk jantan yaitu lebar karapas >113 mm, panjang karapas >76 mm dan berat >320 g, sedangkan betina yaitu lebar karapas >123 mm, panjang karapas >82 mm dan berat >310 g.
Uncontrolled Keywords: collapsible trap, maturity, mud crab, size, bubu lipat, kepiting bakau, matang gonad, ukuran
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan
Depositing User: Perpustakaan Pusat
Date Deposited: 22 Apr 2022 16:04
Last Modified: 22 Apr 2022 16:04
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/13255

Actions (login required)

View Item View Item