Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.) TERHADAP DUA UKURAN SUBANG

Wulan Cahyaningsih, Dharety (2014) RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.) TERHADAP DUA UKURAN SUBANG. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.) TERHADAP DUA UKURAN 2.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan secara luas adalah gladiol, karena mempunyai nilai estetika dan ekonomi yang cukup tinggi serta mampu menunjang dalam peningkatan pendapatan petani. Luas areal pertanaman yang mencakup tiga sentra produksi, yaitu Parompong Lembang (Bandung), Selabintana (Sukabumi) dan Cipanas (Cianjur), hanya meliputi sekitar delapan hektar (Kusumah, 1995). Gladiol termasuk lima kelompok besar bunga potong yang diekspor tahun 2000 dengan Negara tujuan adalah Jepang yang mencapai 2.660 tangkai (Satsiyati et al., 2000, dalam Soedarjo, 2010). Menurut data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, produksi gladiol di Banten tahun 2010 sebanyak 4.492 tangkai, tahun 2011 tidak memproduksi ( 0 tangkai), tahun 2012 sebanyak 690 tangkai, ini masih sangat sedikit bila dibandingkan wilayah di Jawa Barat (BPS Banten, 2013). Kultivar gladiol yang dibudidayakan oleh petani saat ini merupakan kultivar-kultivar introduksi dari Belanda yang sudah berlangsung puluhan tahun (Badriah, 1995a) dan silangan dalam negeri. Berbagai kultivar didatangkan mulai dari yang berbunga kecil dan kurang menarik sampai dengan hibrida berbunga besar yang beraneka bentuk dan warnanya. Menurut penelitian Wuryaningsih, et al., (2004), Klon 211/49 dan kultivar Holland Merah pada pertanaman di Sukabumi menghasilkan ukuran bunga dengan kelas standar . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan hasil tiga kultivar (Gladiolus hybridus L.) terhadap dua ukuran subang. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2014 di Kampung Domba, Desa Juhut, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang sebanyak lima kali dan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah kultivar (K) yang terdiri dari tiga taraf yaitu kultivar Holland Merah, kultivar Holland Putih, dan kultivar Holland Ungu. Faktor kedua adalah ukuran subang (S) yang terdiri dari dua taraf yaitu subang berdiameter 2 cm – 2,5 cm dan subang berdiameter 3 cm – 3,5 cm. Kultivar Holland Ungu menunjukkan pertumbuhan terbaik terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman 28 HST (19,39 cm), 35 HST (23,00 cm), 42 HST (25,95 cm), 49 HST (27,80 cm), 56 HST (28,60 cm), panjang daun terpanjang 56 HST (60,49 cm), dan diameter batang 35 HST (0,96 cm), 42 HST (1,14 cm). Sedangkan perlakuan subang berdiameter 3 cm – 3,5 cm memberikan pertumbuhan terbaik terhadap parameter pengamatan waktu tumbuh tunas (7,66 hari), jumlah tunas yang tumbuh (1,06 tunas), tinggi tanaman 49 HST (26,37 cm), jumlah daun 56 HST (8,03 helai), panjang daun terpanjang (55,17 cm), diameter batang 56 HST (1,46 cm), panjang malai 56 HST (21,57 cm), dan jumlah bunga pertangkai (11,43 kuntum). Terdapat interaksi antara kultivar dan ukuran subang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman gladiol (Gladiolus hybridus L.) pada tinggi tanaman 35 dan 42 HST, jumlah daun 28 HST dan 35 HST, diameter batang 35 HST dan 42 HST, dan panjang malai 49 HST.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorKartina, Kartina196707042002122001
Thesis advisorRohmahwati, Imas198105122006042004
Additional Information: A research was aimed to know the response of growth and yield of three cultivars (Gladiolus hybridus L.) to two sizes of corms. This research was conducted from May until August 2014 at Kampung Domba Juhut village Pandeglang Regency, Banten Province. Research used a Randomized Completely Block Design (RCBD) was repeated five times and consisted of two factors. The first factor was cultivar (K) consisted of three levels were: Red Holland cultivar, White Holland cultivar, and Purple Holland cultivar. The second factor was corms size (S) consisted of two levels namely corms with a diameter of 2 cm -2,5 cm and corms with a diameter of 3 cm – 3,5 cm. The result showed that the Purple Holland cultivar gave the best results on the parameters of plant height 28 day after planting (19,39 cm), 35 day after planting (23,00 cm), 42 day after planting (25,95 cm), 49 day after palanting (27,80 cm), 56 day after planting (28,60 cm), length of longest leaf 56 day after planting (60,49 cm), and diameter of the rod 35 day after planting (0,96 cm), 42 day after planting (1,14 cm). While treatment corms with a diameter of 3 cm – 3,5 cm gave the best results on the parameters of time growing shoots (7,66 day), the number of growing shoots (1,06 shoots), plant height 49 day after planting (26,37 cm), leaf number 56 day after planting (8,03 strand), longest leaf length (55,17 cm), diameter of the rod 56 day after planting (1,46 cm), panicle length 56 day after planting (21,57 cm), and number of flowers in stalk (11,43 floret). There were interactions between cultivars and corms size on the growth and yield of gladiolus (Gladiolus hybridus L.) on plant height 35 and 42 day after planting, leaf number 28 day fter planting and 35 day after planting, diameter of stem 35 day after planting and 42 day after planting, and panicle length 49 day after planting. Keywords: Gladiol, cultivars, corms
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi
Depositing User: Perpustakaan Pusat
Date Deposited: 21 Apr 2022 14:57
Last Modified: 24 Aug 2022 10:35
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/12845

Actions (login required)

View Item View Item