ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM

Fauzi Nurwhidan, Asep (2014) ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM. S1 thesis, universitas sultan ageng tirtayasa.

Text
ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (2MB)

Abstract

ABSTAK Jamur Tiram (Pleurotus astreatus) merupakan jenis jamur kayu, dan jenis jamur kayu in mudah dibudidayakan dengan aplikasi teknologi yang sederhana. Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahanyang luas, cara budidaya mudah, masa produksi jamur tiram ralatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan kontinyu. Budidaya jamur kayu (jamur tiram) dapat dikelola sebagai usaha samoingan ataupun usaha ekonomi skala kecil, menengah dan besar. Penelitian in dilakukan di Kota serang yang merupakan salah satu wilayah budidayaJamur tiram di provinsi banten. dari segi luas panen, produksi dan produktivitas Kota serang terendah dalam tahun 2008,2009, dan 2010, ini disebabkan perubahan pemekaran sistem pemerintah yang dahulu satu wilayah kabupaten serang dan sekarang terbagi menjadi dua wilayah yaitu kabupaten dan kota serang. Hal ini menjadikan Kota Serang memulai kembali masa perkembangan wilayahnya untuk kebutuhan akan permintaan jamur tiram. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan saluran pemasaran, fungsi-fungsi lembaga pemasaran, biaya, margin, dan keuntungan, dan efesiensi, saluran pemasaran. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan penetapan lokasi penelitian secara sengaja yaitu di Kota serang yang meliputi 6 kecamatan. Pengambilan responden dilakukan terhadap sejumlah petani jamur tiram yang mendapat dana bantuan dari DInas Perhutanan dan Perkebunan Kota Serang yaitu sebanyak 5 kelompok tani yang tersebar di kota serang. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dimana metode tersenut digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Hasil penelitian terdapat tiga bentuk saluran pemasaran jamur tiram di kota serang provinsi banten yaitu saluran satu : produsen langsung ke konsumen akhir atau konsumen industri. saluran dua : produsen ke pedagang pengumpul kemudian kepada pengecer kemudian kekonsumen akhir atau industri, saluran tiga: produsen ke pedagang pengumpul kemudian pedagang besar kemudian pedagang pengecer barulah kepada konsumen akhir atau konsumen industri. Biya ayang dikeluarkan saluran dua adalah pedagang pengumpul mengeluarkan biaya sebesar Rp. 880,-per kg, dan pedagang pengecer mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.00,-per kg sedangkan margin pada pedagang pengumpul sebesar Rp. 3.00,-per kg, pedagang pengecer margin adalah sebesar Rp. 5000,- per kg. Keuntungan yang didapat pedagang pengumpul adalah sebesar Rp. 2.120,.-per kg, sedangkan pedagang pengecer mendapatkan untung Rp. 4.000,-per kg. pada saluran tiga pedagang pengumpul mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1200,.-per kg. pedagang besar mengeluarkan biaya sebesar 1.400,-per kg, pedagang besar mengeluarkan Rp. 1000 per kg, margin pada saluran tiga pada pedagang pengumpul adalah sebesar Rp. 3.000 per kg, pada pedagang besar adalah sebesar Rp. 3000 per kg, pada pedagang pengecer Rp. 3000 per kg, dan keuntungan yang didapat paa saluran tiga pasa pedangang pengumpul adalah sebesar Rp. 1800 per kg, pada pedagang besar mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 1600 per kg, pada pedagang pengecer emendapatkan keuntungan sebesar Rp 1000 per kg. Saluran yang lebih efiesien adalah salah dua dengan efesiensi ekonomis sebesar 3,26 dan efesiensi Rp. 470, sedangkan pada saluran tiga efesiensi ekonomis yang didapat sebesar 1,145 dan efesiensi teknis sebesar 480.

Item Type:

Thesis (S1)

Contributors: