Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

STUDI EVALUASI KESESUAIAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DI PERAIRAN KARANGANTU, KECAMATAN KASEMEN, KOTA SERANG, BANTEN

MAULANA, HANIV (2016) STUDI EVALUASI KESESUAIAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) DI PERAIRAN KARANGANTU, KECAMATAN KASEMEN, KOTA SERANG, BANTEN. S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

[img] Text
STUDI EVALUASI KESESUAIAN LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT (KAPPAPHYCUS ALVAREZII) DI PERAIRAN KARANGA.PDF - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Seaweed is one of the strategic commodities in Banten. The key factors in successing seaweed farming activities is the right selection of location for cultivation. One of the locations that became the center of seaweed farming in Serang City is in Karangantu waters. The aim of this study is to analyze the suitability of the waters of the value of physical and chemical parameters for the development of seaweed cultivation Kappaphycus alvarezii in general use zone in the Karangantu waters. This research was conducted from February 2016 until March 2016 in Karangantu waters. Water quality analysis was done at Laboratory at the Department of Water Resources and Resettlement, Serang, Banten. Sea water sampling conducted in 3 replicates in 5 station with an interval of 15 days of the first sampling is done, or samples taken 1 time in 2 weeks in the mornings. Analysis of the data on the feasibility level by drafting a farming location matrix to assess the suitability of the waters of the waters by scoring on a limiting parameter seaweed farming activities, to the suitability of the waters of seaweed farming is carried out quantitative assessment on the feasibility of water with scoring and weighting methods. The parameters of chemical physics are included in the range of feasible for cultivation of seaweed were the wave height (0.036-0.077 m), salinity (31-34 ppt), nitrate (0.244-0.389 mg/L) and TSS (0.60-0.97 mg/L). The results showed that the location from three station (station 3, 4 and 5) were suitable for seaweed (Kappaphycus alvarezii) cultivation.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorMustahal, Mustahal195903011984031001
Thesis advisorSaifullah, Saifullah198110052008121001
Additional Information: Rumput laut merupakan salah satu komoditas strategis dalam program revitalisasi perikanan yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Faktor utama keberhasilan kegiatan budidaya rumput laut adalah pemilihan lokasi yang tepat. Penentuan lokasi dan kondisi perairan harus disesuaikan dengan metode budidaya yang akan digunakan. Salah satu lokasi yang menjadi sentra budidaya rumput laut di Kota Serang adalah Perairan Karangantu. Penelitian mengenai studi evaluasi kesesuaian lokasi budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di Karangantu perlu dikaji ulang untuk menentukan layak atau tidaknya perairan tersebut sebagai tempat budiaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di Provinsi Banten. Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk menganalisis nilai kesesuaian perairan dari parameter fisika dan kimia bagi pengembangan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii pada zona pemanfaatan umum di Perairan Karangantu. Manfaat penelitian ini memberikan data dan informasi kepada masyarakat mengenai kelayakan lokasi dalam budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii di Perairan Karangantu, sehingga budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii dapat dikembangkan dan dikelola dengan baik. Penelitan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai Maret 2016 bertempat di Perairan Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang dan Laboratorium Analisa Kualitas Air di Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman, Serang-Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan terhadap kondisi lingkungan perairan (fisika dan kimia) di sekitar lokasi budidaya rumput laut Kappaphcus alvarezii yang di budidaya. Pengambilan sampel air laut dilakukan di 5 stasiun sebanyak 3 kali ulangan dengan selang waktu 15 hari dari pengambilan sampel pertama dilakukan, atau sampel diambil 1 kali dalam 2 minggu pada waktu pagi hari. Penentuan stasiun dilakukan dengan melihat perairan yang digunakan tempat budidaya rumput laut yang mewakili lokasi perairan yang meliputi 5 stasiun. Parameter yang diukur meliputi kecerahan air, suhu, salinitas, pH air, tinggi gelombang, kecepatan arus, kedalaman, nitrat, fosfat dan Total Suspended Solid (TSS). Analisis data pada tingkat kelayakan lokasi budidaya dilakukan dengan menyusun matriks kesesuaian perairan untuk menilai kelayakan perairan melalui pemberian skor pada parameter pembatas kegiatan budidaya rumput laut, untuk kesesuaian perairan budidaya rumput laut maka dilakukan penilaian secara kuantitatif terhadap tingkat kelayakan perairan dengan metode skoring dan pembobotan. Dalam penelitian ini setiap parameter dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Kelas sesuai diberi skor 3, kelas kurang sesuai diberi skor 2 dan kelas tidak sesuai diberi skor 1. Parameter fisika kimia yang masuk dalam kisaran layak untuk budidaya rumput laut yaitu tinggi gelombang, salinitas, nitrat dan Total Suspended Solid (TSS). Gelombang dibutuhkan rumput laut untuk mendistribusikan nutrien yang ada diperairan serta membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada thallus rumput laut sehingga tidak menyebabkan rumput laut terhambat pertumbuhannya. Perairan budidaya rumput laut sangat di pengaruhi oleh tinggi gelombang yang mempengaruhi transportasi nutrien bagi tumbuhan dan kebersihan permukaan tanaman dari substrat yang menempel. Salinitas dalam perairan bagi rumput laut memiliki peran untuk mengatur tekanan osmosis yang ada dalam tubuh dengan lingkungannya. Kadar nitrat yang kurang dalam perairan dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan rumput laut, serta padatan suspensi yang tinggi dapat mengganggu proses fotosintesis rumput laut karena dapat menutupi thallus dari rumput laut. Kadar fosfat yang rendah pada kelima titik pengamatan, hal ini menandakan bahwa perairan ini memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Perairan dengan kadar ortofosfat 0,003-0,1 mg/L merupakan perairan oligotrofik. Kecepatan arus yang rendah pada perairan ini akan menyebabkan sirkulasi nutrien dan kotoran-kotoran berjalan lambat, sehingga akan menghambat pertumbuhan rumput laut yang dibudidayakan. Penurunan kecepatan arus berakibat terakumulasinya kotoran pada thallus rumput laut yang akan menghambat proses fotosintesis serta memudarnya pigmentasi pada rumput laut. Berdasarkan kelas kesesuaian perairan yang digunakan maka stasiun 3, stasiun 4 dan stasiun 5 dikategorikan sebagai perairan yang memiliki kriteria kelayakan sesuai. Ketiga stasiun ini (3, 4, 5) memiliki nilai kesesuain yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan stasiun yang lainnya yaitu sebesar (34-35). Lahan yang memiliki nilai skor >34 dikategorikan sebagai lahan yang sesuai untuk budidaya rumput laut. Parameter fisika dan kimia di perairan Karangantu yang sesuai untuk lokasi budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii adalah parameter tinggi gelombang, salinitas, nitrat dan Total Suspended Solid (TSS). Parameter fisika kimia pembatas lainnya yang tidak sesuai untuk lokasi budidaya rumput laut adalah kandungan fosfat perairan, dan kecerahannya. Hasil pengujian kesesuaian lokasi menunjukkan bahwa stasiun 3, stasiun 4 dan stasiun 5 dinyatakan sesuai dan layak untuk lokasi budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii.
Uncontrolled Keywords: Budidaya, Kesesuaian lahan , Kappaphycus alvarezii, Karangantu dan Rumput laut Cultivation, Kappaphycus alvarezii, Karangantu, Seaweed, and Suitability
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan
Depositing User: Perpustakaan Pusat
Date Deposited: 25 Mar 2022 14:47
Last Modified: 25 Mar 2022 14:47
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/10752

Actions (login required)

View Item View Item