Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

RESPON KEPADATAN BAKTERI PELARUT FOSFAT ASAL PERAKARAN JAGUNG DALAM MEMACU PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L) PADA BEBERAPA LAHAN KERING BANTEN

ROSADI, HENDRI (2015) RESPON KEPADATAN BAKTERI PELARUT FOSFAT ASAL PERAKARAN JAGUNG DALAM MEMACU PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN JAGUNG (Zea mays. L) PADA BEBERAPA LAHAN KERING BANTEN. S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

[img] Text
RESPON KEPADATAN BAKTERI PELARUT FOSFAT ASAL.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

The main purpose of the research was for evaluate the response of bacteria density solvent fospat of corn rooting to stimulate vegetative growth of maize (Zea mays. L) on some dryland in Banten. This research was conducted at the Laboratory of Biotechnology Faculty of Agriculture UNTIRTA and continues to BPSB-TPH Drangong Serang, Banten on April to June 2015. This research used a Randomized Block Design (RAK) factorial with 2 factors. The first factor is difference origin of the soil, soil of Curug, soil of Walantaka, and soil of Petir. The second factor is different concentration of isolat BPF with 6 levels: Bp0 = Control, BP1 = 103 cfu/ml, BP2 = 105 cfu/ml, BP3 = 107 cfu/ml, BP4 = 109 cfu/ml, and BP5 = 1011 cfu/ml. Each treatment was repeated three times to obtain 54 units of trial. Parameters measured were plant height, number of leaves, leaf area, root length, weight vanished plant and root dry weight. The Results of this study is treatment of different soil origin significant effect on plant height 2-6 MST, the sum of leaves of corn plants 5- 6 MST, root length, leaf area, and the weight of the plants disappear. The best treatments for plant height, sum of leaves, leaf area, namely soil of Curug, and to root length and weight of the plants disappear, namely soil of Petir. BPF density difference significant effect on the 4 MST and the best treatment is Control, while for the other parameters that influence is not real. However, for plant height 1011 cfu/ml showed the best treatment with the average weekly 18.1 cm; 38.9 cm; 47.5 cm; 52.6 cm; 56.4 cm; 56.8 cm. There is not interaction between different origin soils with different concentration of isolat BPF to all parameters.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorFirnia, Dewi197805302003122002
Thesis advisorFatmawaty, Andi Apriany196904072003122001
Additional Information: Permasalahan yang sering dihadapi dalam bercocok tanam jagung pada lahan kering adalah kandungan hara P yang rendah dan tidak tersedia bagi tanaman. Sebagian besar lahan kering bersifat masam. Di samping itu unsur P yang diberikan tidak tersedia akibat terfiksasi oleh mineral Fe dan Al yang kelarutannya tinggi pada tanah masam. Pemanfaatan mikroba tanah yang potensial dalam mengefisienkan pupuk yang diberikan merupakan alternatif yang penting dalam meningkatkan hasil tanaman jagung pada lahan kering. Mikroba yang berfungsi meningkatkan ketersedian P di antaranya adalah bakteri dan cendawan pelarut fosfat serta cendawan endomikoriza. Bakteri pelarut fosfat mampu mengubah senyawa fosfat anorganik tidak larut menjadi bentuk terlarut sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui respon kepadatan bakteri pelarut fospat asal perakaran jagung dalam memacu pertumbuhan vegetatif tanaman jagung (Zea Mays. L) pada beberapa lahan kering Banten. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama adalah perbedaan asal tanah (T) dengan 3 taraf, yaitu Curug, Petir, dan Walantaka. Faktor kedua adalah kepadatan BPF (Bp) dengan enam taraf yaitu : Bp0 = Kontrol (tanpa BPF), Bp1 = 103 cfu/ml, Bp2 = 105 cfu/ml, Bp3 = 107 cfu/ml, Bp4 = 109 cfu/ml, dan Bp5 = 1011 cfu/ml. Setiap perlakuan diulang tiga kali sehingga diperoleh 54 satuan percobaan. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar, bobot pupus tanaman, dan bobot kering akar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan asal tanah memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman 2-6 MST, jumlah daun tanaman jagung 5-6 MST, panjang akar, luas daun, dan bobot pupus tanaman. Perlakuan terbaik untuk tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, yaitu tanah asal Curug, dan untuk panjang akar dan bobot pupus tanaman yaitu tanah asal Petir. Perbedaan kepadatan BPF memberikan pengaruh nyata pada parameter jumlah daun 4 MST dan perlakuan terbaik yaitu kontrol, sedangkan untuk parameter lainnya memberikan pengaruh yang tidak nyata. Namun untuk tinggi tanaman 1011 cfu/ml menunjukkan perlakuan terbaik dengan rata-rata tiap minggunya sebesar 18,1 cm; 38,9 cm; 47,5 cm; 52,6 cm; 56,4 cm; 56,8 cm. Tidak terdapat interaksi antara peerbedaan asal tanah dan perbedaan kepadatan BPF terhadap semua parameter pengamatan.
Uncontrolled Keywords: Corn , Dry Land , BPF
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi
Depositing User: Perpustakaan Pusat
Date Deposited: 22 Mar 2022 15:45
Last Modified: 22 Mar 2022 15:45
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/10460

Actions (login required)

View Item View Item